Kontestan TAR 19, google
Senin, 3 Oktober 2011. 01:38 WIB
Seperti mimpi rasanya ketika mengetahui sebuah acara
kompetisi keliling dunia bernama TAR (Yup, inisial saja, ya!) ternyata
melakukan kunjungan ke Indonesia. TAR yang dimaksud adalah TAR original yang
berasal dari Amerika, yang selama 18 season telah mengunjungi berbagai negara termasuk
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau Thailand, namun sama sekali
belum pernah mampir ke negara kita. Tapi tak tanggung-tanggung, TAR kali ini
mampir ke Indonesia sebanyak 2 leg sekaligus! Dan seperti mimpi, kota yang
beruntung dihampiri adalah D.I. Yogyakarta, di mana saat itu saya tengah berada
di sana, dan... yup! Saya berkesempatan membuntuti mereka.
Saya tulis pengalaman saya ini hanya beberapa jam sebelum
jadwal tayang di Amerika, sehingga cerita ini hanya punya waktu kurang dari satu
hari untuk menjadi sebuah spoiler, sebelum akhirnya menjadi cerita basi.
Jadwal tayang di Amerika adalah Minggu 2 Oktober 2011 pukul
8 malam (Waktu Indonesia: sekitar Senin, 3 Oktober 2011 pukul 8 pagi). Dan di
Indonesia bisa dilihat di AXN, Senin, 3 Oktober pukul 6 sore.
Awal Mula
Saya mendapat informasi kalau salah satu teman terdekat saya
hampir ikut berurusan dalam tim produksi lokal yang akan membantu dalam proses
penyutingan TAR di Yogyakarta. Tapi sayangnya segala informasi tertutup rapat.
Sementara yang saya dengar dari teman saya tersebut, katanya TAR yang akan berkunjung adalah TAR Asia.
Mereka akan berkunjung pada tanggal 22-23 Juni. Tapi sama sekali tidak
diberitahu rute-nya. So, tetep saja mengandalkan keberuntungan.
Tapi memang dunia Internet penuh keajaiban. Melalui salah
satu forum komunitas no.1 di Indonesia, saya
pun mendapatkan banyak Informasi. Teman-teman forum biasanya mendapatkan
informasi dari forum luar negeri yang mengkhususkan untuk melacak jejak dalam
proses produksi TAR. Nah, dari forum tersebut, mereka mendapatkan informasi
kalau setelah leg pertama di Taipei, Taiwan, seluruh tim memesan tiket pesawat
menuju ke Jakarta, Indonesia. Ada kabar kalau mereka ke Jakarta cuma mampir,
dan tujuan mereka sebenarnya adalah ke Yogyakarta. Deg! Jangan-jangan yang dimaksud teman saya tadi bukan
TARAsia, tapi TAR.
Teman-teman forum di Jakarta yang menjadi fans berat dari acara
ini pun segera bersiaga. Mereka pun mengejar TAR mulai dari Soekarno Hatta
hingga ke Stasiun Gambir. Di Stasiun Gambir, lantas mereka memberitahu kalau
mereka naik kereta sore, yang kemungkinan adalah kereta eksekutif Bima/Taksaka/Argo Lawu. Ada juga info juga
kalau mereka akan ke hotel Bukit Indah, yang setelah kita caritahu, ternyata
posisinya ada di Bukit Bintang Wonosari.
Setelah kereta yang ditumpangi peserta TAR berangkat dari Gambir, saya bersama kedua
teman saya di forum bersepakat untuk bertemu di Stasiun Tugu pada malam harinya.
Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Tugu Station
Saya bersama dua teman forum saya akhirnya bertemu di
Stasiun Tugu pada pukul 11 malam. Di
sana, kami telah melihat sejumlah kru lokal yang tengah bersiap dalam melakukan pengambilan gambar. Salah satunya ada kameramen lokal, sejumlah anak-anak muda yang mungkin jadi EO atau LO nya,
serta sejumlah bule yang sibuk mondar-mandir sambil memegang HT.
Sambil menunggu, kami bertiga mengamati para kru yang tengah
bekerja. Sesekali kameramen mengambil gambar dari berbagai sudut. Dan kru-kru
lainnya mondar-mandir tak jelas. Sesekali kami berusaha mencari informasi lebih
lanjut. Kedua teman saya berhasil “nguping” beberapa kru bule yang sedang
bercakap, dan mereka mendapatkan informasi kalau negara yang dikunjungi setelah
Indonesia adalah negara yang “memiliki pantai yang indah”. Informasi seperti
ini mungkin terdengar sepele, tetapi menjadi barang penting setelah dilempar ke
forum nasional atau bahkan nantinya juga akan dilempar ke forum internasional
tadi.
Sementara saya sendiri sempat berbicara kepada salah satu
kru. Dari sana, saya berhasil mendapatkan clue kalau besok mereka akan ke
daerah Jomblang (yang selanjutnya saya baru tahu kalau di sana ada goa), ke
malioboro pukul 10, serta saya juga sempet denger kalau mereka mau ke Tugu.
Saya bahkan sempat meminta nomor hape kru tersebut, yang ternyata nantinya
sangat bermanfaat untuk mengetahui rute dan lokasi selanjutnya. Saya sempat
berfikir kalau kru ini memberikan informasi palsu kepada saya. Namun ternyata
saya salah.
Kami menunggu kereta datang cukup lama. Kereta Bima yang
kami pikir mengangkut mereka telah datang. Namun ternyata itu bukan kereta yang ditumpangi. Akhirnya pada
pukul 01.45, kereta Gajayana datang dari kejauhan. Kali ini kami yakin ada
kontestan TAR di dalamnya. Karena jelas-jelas mereka semua telah bergelantungan
di pintu kereta dan bersiap-siap untuk turun ketika kereta berhenti. Deg! Jantung saya
berdegup kencang. Apa yang akan terjadi ketika kereta ini berhenti?
Kereta pun berhenti. Dalam waktu sekejap, para kontestan
yang telah siap langsung melompat keluar. Mereka berlari menuju ke arah pintu
keluar. Suara berisik yang mereka timbulkan sanggup membuat seluruh penghuni
stasiun menorehkan perhatian kepada mereka. Di belakang mereka, segerombol
kameramen dan juru suara turut berlari mengikuti tim-nya masing-masing. Saya
pun turut merekam mereka dengan kamera hape saya sambil berlari. Begitu pula
dengan kedua teman forum saya, mereka juga ikut lari mengejar. Di parkiran stasiun tugu, para kontestan berlomba untuk
mendapatkan taksi yang akan mengantarkan mereka ke lokasi selanjutnya. Saya
siap merekam kejadian itu ketika akhirnya salah sorang kru lokal menegur saya untuk
tidak mengambil gambar apa-apa. Saya dan kedua teman saya pun hanya bisa
menyaksikan mereka masuk ke taksi masing-masing hingga meninggalkan stasiun
tugu.
Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Goa Jomblang
Berdasarkan informasi sebelumnya, kami tahu kalau mereka pergi
menuju Hotel Bukit Indah di Bukit Bintang, Wonosari. Tapi kami memutuskan untuk
tidak mengikuti mereka. Selain lokasinya yang terlampau jauh buat kami, waktu
juga telah menunjukkan dini hari, dan kami pun memutuskan untuk pulang dan tidur.
Kami menduga, mereka ke Bukit Indah untuk mengambil clue dan
dilanjutkan ke Goa Jomblang seperti yang dikatakan seorang kru tadi. Kemungkinan mereka
akan melakukan Roadblock/Detour, dan sepertinya akan ada hour of operation
(Yang tidak mengikuti TAR pasti akan bingung dengan istilah-istilah ini!)
Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Malioboro, Keraton
(Pit stop)
Paginya, saya pergi ke daerah Malioboro. Saya berusaha
mencari-cari di mana para kontestan TAR. Namun Malioboro cukup luas. Mereka bisa
berada di mana saja. Saya juga sempat mencari di daerah Keraton dan tidak
menemukannya. Hingga akhirnya salah seorang teman forum saya meng-sms saya
kalau mereka sedang mengerjakan task di daerah titik nol.
Setelah saya tiba di sana, ternyata betul. Salah satu tim sedang
berada di depan gedung presiden dengan sejumlah pengamen Jathilan lengkap
dengan kostum dan alat musiknya. Rupanya itu merupakan salah satu task, yang
kemungkinan adalah detour. Setiap grup, salah seorangnya diwajibkan menggunakan
kostum dan menari Jathilan dan meminta receh dari para pengendara motor yang
saat itu sedang berhenti di lampu merah. Sedangkan anggota grup lain sepertinya
diwajibkan memainkan alat musik khusus Jathilan.
Teman saya pun memotret dari dekat dengan kamera poketnya.
Sementara saya mencoba mengambil gambar dari balik patung sego kucing. Namun
sial, ternyata memory card-nya penuh dan saya tidak bisa menghapus isinya
karena penting. Kamera yang saya bawa pun tidak bisa digunakan. Ugh!
Saya lupa tim mana saja yang saya lihat sedang mengerjakan
task tersebut. Namun ada beberapa adegan yang saya ingat. Saya sempat melihat
satu tim terlihat menyerah dengan task tersebut, dan berlari ke arah Malioboro
(setelahnya saya baru tahu kalau di Malioboro ternyata ada task detour satunya,
yaitu menjadi tukang parkir di depan Mall malioboro). Saya juga melihat ada tim
yang naik taksi di depan Benteng Vredenburg dan akan menuju ke lokasi
selanjutnya, namun mereka terhalang oleh barisan sekelompok siswa yang sedang
berdarmawisata (karena saat itu sedang liburan). Tim lain yang saya ingat
adalah pasangan Survivor (Ethan & Jenna). Saya dan seorang teman forum
melihat mereka siap pergi dengan taksi dari Vredenburg, namun kembali lagi ke
titik nol. Sepertinya ada clue yang tertinggal (adegan ini juga telah muncul di
cuplikan episode kemarin). Omong-omong, karena banyak yang parkir di
Vredenburg, jangan-jangan di sana ada cluebox-nya?
Saya sempat mengobrol dengan seorang kru yang sedang berjaga
di Vredenburg. Dari dia, saya tahu kalau setelah menjalankan detour ini mereka
akan menyambangi salah satu panti asuhan Aisyiah, yang setelahnya mereka akan
menuju ke pit stop di keraton. Saya dan seorang teman forum akhirnya mencari
panti asuhan Aisyah dan menemukannya di daerah barat kompleks keraton. Begitu
tiba di sana, kami melihat pasangan Survivor tadi berlari dari arah panti
asuhan menuju ke keraton. Dari panti asuhan menuju ke keraton, mereka harus
melewati satu jalan lurus di kompleks keraton, namun mereka sepertinya cukup
kebingungan. Di jalan kompleks keraton yang menghubungkan antara panti asuhan
dengan keraton tersebut, saya melihat sejumlah kelompok berlari-lari. Ada yang
searah ada yang berlawanan. Ada yang saling bertegur sapa, tapi kebanyakan
menunjukkan aura kompetitifnya.
Bensin saya menipis. Saya dan seorang teman forum saya
membeli bensin eceran sejenak. Sambil mengisi bensin, lagi-lagi saya melihat
beberapa tim berlari bolak-balik. Pasangan survivor (Ethan & Jenna), dua
wanita berambut pirang (Liz & Maire). Saya juga sempat melihat pasangan
bapak anak (Laurence & Zac) dan orang tua (Bill Cathy). Sisanya saya lupa.
Yang lucu, ketika para racers sibuk melakukan footrace
bolak-balik demi satu miliar dolar, saya seperti kasihan melihat kameramen
serta pemegang suara yang mengikuti di belakangnya. Mereka harus berlari
bolak-balik sambil membawa kamera yang berat. Bahkan terkadang mereka
tertinggal jauh di belakang dari racersnya. Malah saya sempat melihat salah
satu kru yang memegang suara naik becak agar tak tertinggal.
Selesai mengisi bensin, saya dan teman saya berpisah. Kami
masing-masing mengikuti tim yang berbeda. Teman saya berhasil mendapat
informasi kalau ternyata salah satu tim pergi mengunjungi STIKES (yang
setelahnya baru kami tahu kalau STIKES dan panti asuhan Aisyah ini berada dalam
satu yayasan yang sama). Sementara saya berhasil mengikuti salah satu kelompok
ke keraton.
Setiap kelompok masuk ke keraton melalui pintu depan keraton. Pit Stop-nya sendiri sepertinya ada di dalam keraton. Saya
tidak berani masuk lewat sana sebab banyak sekali kru TAR berkeliaran di sana.
Akhirnya saya dan seorang teman forum saya gagal untuk melihat pit stop beserta
sang pembawa acara, Phil Keoghan. Sementara teman saya yang satu lagi berhasil.
Menurut cerita teman saya yang masuk ke dalam keraton, Phil berada di pit stop bersama seorang abdi dalem dan busana khas-nya. Teman saya melihat sampai akhir hingga mengetahui siapa yang dieliminasi. Kata teman saya, Phil Keoghan bersama seluruh kontestan TAR juga sempat melakukan makan siang bareng di daerah keraton.
Kecewa, sih, nggak sempat lihat pit stop dan Phil Keoghan.
Tapi saya sudah cukup bersyukur atas kesempatan untuk melihat beberapa proses
pengambilan gambar TAR ini. Terkadang mengingat
kejadian ini, membuat saya merenung. Bahwa ternya dalam satu jam episode TAR
yang kita lihat di televisi, mengandung sangat banyak kisah di dalamnya. Dan
saya pun bisa kembali pulang dengan penuh rasa puas.
Next post: Leg 3 di daerah Borobudur, Magelang, dan
sekitarnya. Serta bagaimana tim meninggalkan Yogyakarta. Saya tidak mengikuti
langsung ke borobudur. Sehingga mungkin post-nya akan singkat.
Tulisan ini nggak akan di-edit. Kalau ada editan yang perlu,
akan ditulis di bawah ini.