tag:blogger.com,1999:blog-42048298189677576242024-03-14T00:36:35.644-07:00KotakCoklat 89Terlalu berat memanggul ransel. Terlalu mahal menyeret koper. Tidur, yuuukk!!!Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.comBlogger50125tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-47521662592334105802011-10-02T11:59:00.000-07:002011-10-02T12:06:58.088-07:00Mengejar TAR<br />
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-r5mOe4LvGaY/Toi2IeOh8PI/AAAAAAAAAxg/_0hB7mXZIrI/s1600/The-Amazing-Race-19-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-r5mOe4LvGaY/Toi2IeOh8PI/AAAAAAAAAxg/_0hB7mXZIrI/s1600/The-Amazing-Race-19-2.jpg" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">Kontestan TAR 19, google</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;">Senin, 3 Oktober 2011. 01:38 WIB</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seperti mimpi rasanya ketika mengetahui sebuah acara
kompetisi keliling dunia bernama TAR (Yup, inisial saja, ya!) ternyata
melakukan kunjungan ke Indonesia. TAR yang dimaksud adalah TAR original yang
berasal dari Amerika, yang selama 18 season telah mengunjungi berbagai negara termasuk
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau Thailand, namun sama sekali
belum pernah mampir ke negara kita. Tapi tak tanggung-tanggung, TAR kali ini
mampir ke Indonesia sebanyak 2 leg sekaligus! Dan seperti mimpi, kota yang
beruntung dihampiri adalah D.I. Yogyakarta, di mana saat itu saya tengah berada
di sana, dan... yup! Saya berkesempatan membuntuti mereka. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya tulis pengalaman saya ini hanya beberapa jam sebelum
jadwal tayang di Amerika, sehingga cerita ini hanya punya waktu kurang dari satu
hari untuk menjadi sebuah spoiler, sebelum akhirnya menjadi cerita basi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadwal tayang di Amerika adalah Minggu 2 Oktober 2011 pukul
8 malam (Waktu Indonesia: sekitar Senin, 3 Oktober 2011 pukul 8 pagi). Dan di
Indonesia bisa dilihat di AXN, Senin, 3 Oktober pukul 6 sore.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Awal Mula</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya mendapat informasi kalau salah satu teman terdekat saya
hampir ikut berurusan dalam tim produksi lokal yang akan membantu dalam proses
penyutingan TAR di Yogyakarta. Tapi sayangnya segala informasi tertutup rapat.
Sementara yang saya dengar dari teman saya tersebut, katanya TAR yang akan berkunjung adalah TAR Asia.
Mereka akan berkunjung pada tanggal 22-23 Juni. Tapi sama sekali tidak
diberitahu rute-nya. So, tetep saja mengandalkan keberuntungan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi memang dunia Internet penuh keajaiban. Melalui salah
satu forum komunitas no.1 di Indonesia, saya
pun mendapatkan banyak Informasi. Teman-teman forum biasanya mendapatkan
informasi dari forum luar negeri yang mengkhususkan untuk melacak jejak dalam
proses produksi TAR. Nah, dari forum tersebut, mereka mendapatkan informasi
kalau setelah leg pertama di Taipei, Taiwan, seluruh tim memesan tiket pesawat
menuju ke Jakarta, Indonesia. Ada kabar kalau mereka ke Jakarta cuma mampir,
dan tujuan mereka sebenarnya adalah ke Yogyakarta. Deg! Jangan-jangan yang dimaksud teman saya tadi bukan
TARAsia, tapi TAR. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teman-teman forum di Jakarta yang menjadi fans berat dari acara
ini pun segera bersiaga. Mereka pun mengejar TAR mulai dari Soekarno Hatta
hingga ke Stasiun Gambir. Di Stasiun Gambir, lantas mereka memberitahu kalau
mereka naik kereta sore, yang kemungkinan adalah kereta eksekutif Bima/Taksaka/Argo Lawu. Ada juga info juga
kalau mereka akan ke hotel Bukit Indah, yang setelah kita caritahu, ternyata
posisinya ada di Bukit Bintang Wonosari.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah kereta yang ditumpangi peserta TAR berangkat dari Gambir, saya bersama kedua
teman saya di forum bersepakat untuk bertemu di Stasiun Tugu pada malam harinya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Tugu Station</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya bersama dua teman forum saya akhirnya bertemu di
Stasiun Tugu pada pukul 11 malam. Di
sana, kami telah melihat sejumlah kru lokal yang tengah bersiap dalam melakukan pengambilan gambar. Salah satunya ada kameramen lokal, sejumlah anak-anak muda yang mungkin jadi EO atau LO nya,
serta sejumlah bule yang sibuk mondar-mandir sambil memegang HT. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sambil menunggu, kami bertiga mengamati para kru yang tengah
bekerja. Sesekali kameramen mengambil gambar dari berbagai sudut. Dan kru-kru
lainnya mondar-mandir tak jelas. Sesekali kami berusaha mencari informasi lebih
lanjut. Kedua teman saya berhasil “nguping” beberapa kru bule yang sedang
bercakap, dan mereka mendapatkan informasi kalau negara yang dikunjungi setelah
Indonesia adalah negara yang “memiliki pantai yang indah”. Informasi seperti
ini mungkin terdengar sepele, tetapi menjadi barang penting setelah dilempar ke
forum nasional atau bahkan nantinya juga akan dilempar ke forum internasional
tadi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sementara saya sendiri sempat berbicara kepada salah satu
kru. Dari sana, saya berhasil mendapatkan clue kalau besok mereka akan ke
daerah Jomblang (yang selanjutnya saya baru tahu kalau di sana ada goa), ke
malioboro pukul 10, serta saya juga sempet denger kalau mereka mau ke Tugu.
Saya bahkan sempat meminta nomor hape kru tersebut, yang ternyata nantinya
sangat bermanfaat untuk mengetahui rute dan lokasi selanjutnya. Saya sempat
berfikir kalau kru ini memberikan informasi palsu kepada saya. Namun ternyata
saya salah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kami menunggu kereta datang cukup lama. Kereta Bima yang
kami pikir mengangkut mereka telah datang. Namun ternyata itu bukan kereta yang ditumpangi. Akhirnya pada
pukul 01.45, kereta Gajayana datang dari kejauhan. Kali ini kami yakin ada
kontestan TAR di dalamnya. Karena jelas-jelas mereka semua telah bergelantungan
di pintu kereta dan bersiap-siap untuk turun ketika kereta berhenti. Deg! Jantung saya
berdegup kencang. Apa yang akan terjadi ketika kereta ini berhenti?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kereta pun berhenti. Dalam waktu sekejap, para kontestan
yang telah siap langsung melompat keluar. Mereka berlari menuju ke arah pintu
keluar. Suara berisik yang mereka timbulkan sanggup membuat seluruh penghuni
stasiun menorehkan perhatian kepada mereka. Di belakang mereka, segerombol
kameramen dan juru suara turut berlari mengikuti tim-nya masing-masing. Saya
pun turut merekam mereka dengan kamera hape saya sambil berlari. Begitu pula
dengan kedua teman forum saya, mereka juga ikut lari mengejar. Di parkiran stasiun tugu, para kontestan berlomba untuk
mendapatkan taksi yang akan mengantarkan mereka ke lokasi selanjutnya. Saya
siap merekam kejadian itu ketika akhirnya salah sorang kru lokal menegur saya untuk
tidak mengambil gambar apa-apa. Saya dan kedua teman saya pun hanya bisa
menyaksikan mereka masuk ke taksi masing-masing hingga meninggalkan stasiun
tugu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Goa Jomblang </b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan informasi sebelumnya, kami tahu kalau mereka pergi
menuju Hotel Bukit Indah di Bukit Bintang, Wonosari. Tapi kami memutuskan untuk
tidak mengikuti mereka. Selain lokasinya yang terlampau jauh buat kami, waktu
juga telah menunjukkan dini hari, dan kami pun memutuskan untuk pulang dan tidur.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kami menduga, mereka ke Bukit Indah untuk mengambil clue dan
dilanjutkan ke Goa Jomblang seperti yang dikatakan seorang kru tadi. Kemungkinan mereka
akan melakukan <i>Roadblock/Detour</i>, dan sepertinya akan ada <i>hour of operation</i>
(Yang tidak mengikuti TAR pasti akan bingung dengan istilah-istilah ini!)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Leg 2: Yogyakarta, Indonesia – Malioboro, Keraton
(Pit stop)</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Paginya, saya pergi ke daerah Malioboro. Saya berusaha
mencari-cari di mana para kontestan TAR. Namun Malioboro cukup luas. Mereka bisa
berada di mana saja. Saya juga sempat mencari di daerah Keraton dan tidak
menemukannya. Hingga akhirnya salah seorang teman forum saya meng-sms saya
kalau mereka sedang mengerjakan <i>task</i> di daerah titik nol. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah saya tiba di sana, ternyata betul. Salah satu tim sedang
berada di depan gedung presiden dengan sejumlah pengamen Jathilan lengkap
dengan kostum dan alat musiknya. Rupanya itu merupakan salah satu task, yang
kemungkinan adalah detour. Setiap grup, salah seorangnya diwajibkan menggunakan
kostum dan menari Jathilan dan meminta receh dari para pengendara motor yang
saat itu sedang berhenti di lampu merah. Sedangkan anggota grup lain sepertinya
diwajibkan memainkan alat musik khusus Jathilan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teman saya pun memotret dari dekat dengan kamera poketnya.
Sementara saya mencoba mengambil gambar dari balik patung sego kucing. Namun
sial, ternyata memory card-nya penuh dan saya tidak bisa menghapus isinya
karena penting. Kamera yang saya bawa pun tidak bisa digunakan. Ugh!</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya lupa tim mana saja yang saya lihat sedang mengerjakan
task tersebut. Namun ada beberapa adegan yang saya ingat. Saya sempat melihat
satu tim terlihat menyerah dengan <i>task</i> tersebut, dan berlari ke arah Malioboro
(setelahnya saya baru tahu kalau di Malioboro ternyata ada <i>task detour</i> satunya,
yaitu menjadi tukang parkir di depan Mall malioboro). Saya juga melihat ada tim
yang naik taksi di depan Benteng Vredenburg dan akan menuju ke lokasi
selanjutnya, namun mereka terhalang oleh barisan sekelompok siswa yang sedang
berdarmawisata (karena saat itu sedang liburan). Tim lain yang saya ingat
adalah pasangan Survivor (Ethan & Jenna). Saya dan seorang teman forum
melihat mereka siap pergi dengan taksi dari Vredenburg, namun kembali lagi ke
titik nol. Sepertinya ada clue yang tertinggal (adegan ini juga telah muncul di
cuplikan episode kemarin). Omong-omong, karena banyak yang parkir di
Vredenburg, jangan-jangan di sana ada <i>cluebox</i>-nya?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya sempat mengobrol dengan seorang kru yang sedang berjaga
di Vredenburg. Dari dia, saya tahu kalau setelah menjalankan detour ini mereka
akan menyambangi salah satu panti asuhan Aisyiah, yang setelahnya mereka akan
menuju ke pit stop di keraton. Saya dan seorang teman forum akhirnya mencari
panti asuhan Aisyah dan menemukannya di daerah barat kompleks keraton. Begitu
tiba di sana, kami melihat pasangan Survivor tadi berlari dari arah panti
asuhan menuju ke keraton. Dari panti asuhan menuju ke keraton, mereka harus
melewati satu jalan lurus di kompleks keraton, namun mereka sepertinya cukup
kebingungan. Di jalan kompleks keraton yang menghubungkan antara panti asuhan
dengan keraton tersebut, saya melihat sejumlah kelompok berlari-lari. Ada yang
searah ada yang berlawanan. Ada yang saling bertegur sapa, tapi kebanyakan
menunjukkan aura kompetitifnya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bensin saya menipis. Saya dan seorang teman forum saya
membeli bensin eceran sejenak. Sambil mengisi bensin, lagi-lagi saya melihat
beberapa tim berlari bolak-balik. Pasangan survivor (Ethan & Jenna), dua
wanita berambut pirang (Liz & Maire). Saya juga sempat melihat pasangan
bapak anak (Laurence & Zac) dan orang tua (Bill Cathy). Sisanya saya lupa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang lucu, ketika para racers sibuk melakukan footrace
bolak-balik demi satu miliar dolar, saya seperti kasihan melihat kameramen
serta pemegang suara yang mengikuti di belakangnya. Mereka harus berlari
bolak-balik sambil membawa kamera yang berat. Bahkan terkadang mereka
tertinggal jauh di belakang dari racersnya. Malah saya sempat melihat salah
satu kru yang memegang suara naik becak agar tak tertinggal.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selesai mengisi bensin, saya dan teman saya berpisah. Kami
masing-masing mengikuti tim yang berbeda. Teman saya berhasil mendapat
informasi kalau ternyata salah satu tim pergi mengunjungi STIKES (yang
setelahnya baru kami tahu kalau STIKES dan panti asuhan Aisyah ini berada dalam
satu yayasan yang sama). Sementara saya berhasil mengikuti salah satu kelompok
ke keraton.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setiap kelompok masuk ke keraton melalui pintu depan keraton. Pit Stop-nya sendiri sepertinya ada di dalam keraton. Saya
tidak berani masuk lewat sana sebab banyak sekali kru TAR berkeliaran di sana.
Akhirnya saya dan seorang teman forum saya gagal untuk melihat pit stop beserta
sang pembawa acara, Phil Keoghan. Sementara teman saya yang satu lagi berhasil.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut cerita teman saya yang masuk ke dalam keraton, Phil berada di pit stop bersama seorang abdi dalem dan busana khas-nya. Teman saya melihat sampai akhir hingga mengetahui siapa yang dieliminasi. Kata teman saya, Phil Keoghan bersama seluruh kontestan TAR juga sempat melakukan makan siang bareng di daerah keraton.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kecewa, sih, nggak sempat lihat pit stop dan Phil Keoghan.
Tapi saya sudah cukup bersyukur atas kesempatan untuk melihat beberapa proses
pengambilan gambar TAR ini. Terkadang mengingat
kejadian ini, membuat saya merenung. Bahwa ternya dalam satu jam episode TAR
yang kita lihat di televisi, mengandung sangat banyak kisah di dalamnya. Dan
saya pun bisa kembali pulang dengan penuh rasa puas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i>Next post: Leg 3 di daerah Borobudur, Magelang, dan
sekitarnya. Serta bagaimana tim meninggalkan Yogyakarta. Saya tidak mengikuti
langsung ke borobudur. Sehingga mungkin post-nya akan singkat.</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i>Tulisan ini nggak akan di-edit. Kalau ada editan yang perlu,
akan ditulis di bawah ini.</i></span></div>
Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-50799632300524430092011-02-28T18:56:00.000-08:002011-02-28T18:56:03.030-08:00Toy Story's Story<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-_j3oAbCHU_c/TWxfiVJqfNI/AAAAAAAAAvk/fTlPsSJObtk/s1600/Toy_story3_poster3-1-.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://lh4.googleusercontent.com/-_j3oAbCHU_c/TWxfiVJqfNI/AAAAAAAAAvk/fTlPsSJObtk/s320/Toy_story3_poster3-1-.jpg" width="216" /></a></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">The King’s Speech boleh berbangga hati mendapatkan gelar Best Picture dalam ajang 83th Academy Awards yang baru dilangsungkan beberapa jam lalu.Yup, <em>they deserved it</em>. Tapi buat saya, diantara 10 nominator Best Picture dalam 83th Academy Awards, film yang paling nyantol di hati saya, ya, Toy Story 3. Sebenarnya tidak ada yang spesial, sih. Sebelumnya sudah pernah ada dua film animasi yang dinominasikan untuk Best Picture, yaitu Beauty and the Beast dan Up. Film sequel pun sebelumnya sudah pernah ada yang dinominasikan ke dalam Best Picture, seperti trilogi The Lord of The Rings atau trilogi The Godfather. </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tapi tetap saja, buat saya Toy Story 3 tetap menjadi film favorit saya sepanjang satu tahun terakhir. Berikut beberapa alasannya:</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong>1. It’s Disney Pixar’s</strong></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Klise memang. Tapi selera saya sudah terlanjur dibentuk sama film-film produksi Disney Pixar. Mungkin satu hal yang saya sukai dari film-film mereka, mereka selalu berhasil membawakan film animasi anak dengan sudut pandang yang sangat dewasa.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Jika saya harus mengurutkan film animasi kesukaan saya berdasarkan rumah produksinya, maka pertama saya pilih Disney Pixar, kedua saya pilih Disney Classic (yang animasi-animasi tahun 90-an), ketiga saya baru pilih Dreamworks, keempat yang lain-lain. Ternyata saya sudah loyal banget ya sama Disney Pixar? Hahaha...</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong>2. Time Consistency</strong></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Saya sempat pesimis dan tidak yakin dengan sekuel ketiga dari franchise Toy Story ini. Bagaimana tidak, film ini berjarak 15 tahun dari film pertamanya . Apa nggak terlalu basi, tuh? Hahaha...</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tapi ternyata saya salah, karena film ini ternyata mengambil setting 15 tahun berikutnya. Sesuai dengan waktu kita. Kita bisa lihat di sini si Andy sudah beranjak remaja (mau masuk kuliah). Dan pada bagian awal film diperlihatkan video masa lalu Andy saat ia masih kecil dan bermain dengan mainan-mainannya. Adegan tersebut seolah mengajak kita memutar kembali memori saat kita menonton Toy Story dan Toy Story 2.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dan tiba-tiba saya langsung merubah pandangan. <em>It’s brilliant</em> (meskipun ini bukan sesuatu yang baru). Saya suka dengan konsep perjalanan waktu ini. Seolah Toy Story <em>franchise</em> terus bisa hadir bersama kita. Perpisahan Andy dengan mainannya seolah menjadi perpisahan Toy Story dengan penontonnya. Bagi saya, Toy Story telah berhasil membuat sebuah tali penghubung kasat mata dengan emosi dan loyalitas penggemarnya.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong>3. It’s Our Generation Movie</strong></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Masih terkait dengan soal setting waktu Toy Story 3 yang berjarak 15 tahun dari versi pertamanya, saya tiba-tiba berfikir bahwa ini adalah film “Generasi Kita”. “Generasi Kita” yang saya maksud adalah generasi yang lahir antara tahun 1985-1995. Mengapa? Karena mereka yang lahir pada tahun tersebut berarti berusia antara 0-10 tahun pada saat film Toy Story pertama diputar. Dan berusia 15-25 tahun Pada saat Toy Story 3. </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Usia Andy pada saat masih kecil di Toy Story adalah mendekati usia para “Generasi Kita”. 15 tahun kemudian, saat Andy mau masuk kuliah di Toy Story 3, para “Generasi Kita” pun ada yang mau masuk kuliah, sedang kuliah, atau baru selesai kuliah.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Yup, Andy adalah representasi dari “Generasi Kita”, dan Toy Story adalah film untuk “Generasi Kita”. Cool.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong>4. It’s darker than Shawshank Redemption or Prison Break</strong></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Salah satu adegan utama dari Toy Story 3 adalah bagaimana Woody dan kawan-kawan berusaha bertahan dari <em>bullying</em> mainan lain serta kabur dari “penjara” Sunnyside. Sudah banyak film yang mencoba mengangkat persoalan kabur dari penjara. Sebut saja Shawshank Redemption atau serial TV Prison Break. Tapi buat saya, <em>bullying</em> yang terjadi di Toy Story 3 jauh lebih kelam dari kedua film di atas. Mengapa? Sederhana saja, mereka semua adalah mainan. Mainan itu bersifat <em>innosenct</em>. Jadi, melihat Ken (Barbie cowok) berjudi di atas mesin penjual snacks, bullying oleh bos beruang jahat, atau adanya penjara dari keranjang mainan, whooa, itu dua kali lebih kelam. Plus, itu semua dilakukan di Taman Kanak-Kanak. Tempat yang seharusnya penuh keceriaan. Jadinya tiga kali lebih kelam.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Masih ingat adegan Woody dkk. hampir kegiling di tempat pembuangan sampah? </span></span><span><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Wow, itu terasa kejam mengingat di film ini, semua mainan adalah ‘makhluk hidup’.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong>5. It tears me up</strong></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pertama, saat <em>flashback</em> cerita si beruang ungu, bayi, dan badut. Bagaimana mereka ‘tidak sengaja’ dibuang oleh pemiliknya. Bagaimana mereka berusaha kembali ke rumah pemiliknya. Bagaimana ternyata pemiliknya telah memiliki boneka pengganti. Saya hampir menangis.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kedua, saat Andi memberikan semua mainannya ke anak tetangganya. Bagaima ia sempat tidak rela memberikan Woody ke anak tetangganya. Bagaimana ia akhirnya harus melepas semua mainannya. Bagaimana Woody dkk terbangun dan ia bilang “so long, partner” kepada mobil Andy yang mulai menjauh.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Hiks. Saya pun bercucuran air mata. Bahkan saat menonton ulang yang kedua dan ketiga kalinya.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">***</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Seperti yang saya bilang sebelumnya, film ini cocok dilihat oleh semua umur. Bagi anak-anak, mereka akan membaca film ini sebagai petualangan Woody dkk. dan melihatnya sebagai sebuah pesan moral untuk selalu menjaga seluruh mainannya dengan penuh kasih sayang. Yup, itulah yang akan terlihat oleh anak-anak zaman sekarang, atau, saat “Generasi Kita” menonton Toy Story 15 tahun yang lalu.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tapi “Generasi Kita” saat ini akan melihat Toy Story 3 jauh berbeda saat 15 tahun yang lalu. Pesan yang kita lihat bukan lagi bagaimana kita harus menjaga mainan milik kita, melainkan, kita seolah disadarkan bahwa 15 tahun telah berlalu dan tanpa sadar, kita bukan lagi berada dalam tahap kanak-kanak. Kita telah menjadi dewasa. Dan kita harus melepaskan masa kanak-kanak kita.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Maka, adegan saat Andy memberikan seluruh mainannya kepada anak tetangganya, menurut saya itu adalah simbolisasi dua hal. Pertama, adegan tersebut seolah mengingatkan bahwa sudah saatnya “Generasi Kita” mulai menjadi dewasa dan melepaskan masa kanak-kanaknya. Kedua, sudah saat nya “Generasi Kita” menjadi generasi yang memberikan sesuatu kepada “Generasi Baru”, bukan lagi generasi yang menerima.</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Terasa sangat dalam ketika Woody terbangun dan melambaikan tangannya kepada mobil Andy yang menjauh dan berkata "So long, partner". Seolah mereka juga melambaikan tangannya ke kita untuk berpisah. Maka kita pun juga akan melambaikan tangan kepada film yang menemani kita selama 15 tahun ini, "Yes, Toy Story. It's so long...."</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">__________________________________________________________________________</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: xx-small;">Image source: Wikipedia</span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: xx-small;">*Haduh... kapan ya saya mau mulai nulis tentang Lawu? </span></span></div>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-76231868984133727052011-02-26T16:52:00.000-08:002011-02-26T16:52:40.887-08:00Wildlife Management<div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;">Saya tidak pernah bilang kalau saya memiliki <i>passion</i> untuk melakukan <i>outdoor activities</i>. Percayalah kawan, saya adalah 99% anak rumahan, yang bisa bertahan hidup asalkan ada sebongkah televisi berwarna dengan minimal 10 channel dan setidaknya ada 3 jenis snack yang berbeda setiap harinya. Saya ingat betul, terakhir kali saya <i>doing something</i> di luar ruangan adalah saat saya KKN antar semester kemarin. Sisanya selama 6 bulan terakhir ini saya mengejar sejumlah target akademis yang, Alhamdulillah, saya berhasil mencapai target tersebut. Meskipun, sedari dulu saya sangat menyadari bahwa mengejar tujuan akademis bukanlah segala-galanya. Terbukti ada sesuatu yang saya rindukan dalam 6 bulan terakhir ini.</span></span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
Maka, menjadi sebuah angin segar bagi saya ketika seminggu yang lalu saya mendapatkan ajakan dari teman saya, Munadi, untuk mendaki Gunung Lawu bersama kedua teman saya yang lain, Indra dan Satria. <i>Hell yeah</i>, dengan mantap saya menerima ajakan tersebut. Sudah pasti saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. <i>This will gonna be fun</i>, gumam saya dalam hati. Padahal saya tidak tahu kalau nantinya pendakian ini akan menjadi sebuah mimpi buruk yang menyenangkan.</span></span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
Pendakian di Gunung Lawu ini akan menjadi pendakian pertama dalam hidup saya. Selain itu, hal lain yang menarik adalah kami berempat (saya, Munadi, Indra, dan Satria) sama-sama berasal dari Jurusan Manajemen, namun masing-masing dari kami mewakili empat konsentrasi yang berbeda. Saya sendiri dari manajemen pemasaran, Munadi dari manajemen keuangan, Indra dari manajemen sumber daya manusia, dan Satria dari manajemen operasi. Sepertinya akan sangat menarik jika melihat pendakian ini dari masing-masing perspektif konsentrasi yang kami ambil. Terkesan lebay mungkin. Tapi, hey, kami berempat adalah mahasiswa tingkat akhir yang tak lama lagi akan memasuki kejamnya dunia yang sebenarnya. Jadi tak ada salahnya kami menjadikan pendakian ini sebagai pijakan awal untuk menuju ke sana, bukan?</span></span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
Pendakian ke Gunung Lawu ini hanya memakan waktu 3 hari 2 malam (20-22 Feb 2011). Namun entah mengapa bagi saya itu menjadi perjalanan yang panjang. Sehingga saya berencana menuliskan pendakian ini ke dalam empat bagian cerita pendek. Cerita, lho, bukan artikel perjalanan. Jadi jangan kaget kalau nanti tulisan saya cenderung deskriptif daripada informatif.</span></span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
Part 1: Minggu, 27 Feb 2011<br />
Part 2: Senin, 28 Feb 2011<br />
Part 3: Selasa, 1 Mar 2011 <br />
Part 4: Rabu, 2 Mar 2011<br />
<br />
Sepertinya ini akan terasa berat bagi saya. Sudah sekian minggu saya tidak menulis blog. Apalagi belakangan ini saya diserang penyakit malas. Skripsi tak kunjung dimulai (baru minggu depan), malah maraton nonton How I Met Your Mother. </span></span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
Tak apalah, saya coba saja. Sepertinya akan menjadi cerita yang panjang...</span></span><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><br />
</span><br />
<br />
</div>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-64344937187320811712011-01-21T03:35:00.000-08:002011-01-21T03:45:42.454-08:00Jajanan Pasar<p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TTlxO2dHhGI/AAAAAAAAAvQ/m_e0f0di9NQ/s1600/3427541553_211bf44b8e.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TTlxO2dHhGI/AAAAAAAAAvQ/m_e0f0di9NQ/s320/3427541553_211bf44b8e.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5564603314542707810" /></a><br /></p><p align="center"><em><span style="font-size:78%;">source: google</span></em></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Ada yang menarik pada topik utama Kompas hari minggu kemarin. Mereka mengangkat tema jajan pasar sebagai topik feature utama. Bagi saya topik tersebut sangat istimewa, karena saya sendiri adalah penggemar berat jajan pasar. Tidak percaya? Ajak saya ke pasar terdekat. Pasti dengan mudahnya saya mencomot jajanan pasar yang ada, hehe...</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Jika saya telusuri, ternyata kebiasaan makan jajanan pasar tumbuh dari waktu sarapan pagi saya. Hampir setiap pagi ada tukang sayur langganan lewat di depan rumah. Ibu selalu berbelanja bahan masakan dan bumbu dapur untuk menu sehari, plus sejumlah jajan pasar sebagai teman sarapan pagi. Tradisi secangkir kopi atau segelas susu plus jajanan pasar merupakan salah satu yang saya rindukan jika saya pulang kampung saat libur kuliah.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Di jogja, saya sendiri jarang makan jajanan pasar. Tapi saya selalu menyempatkan beli satu-atau dua potong saat saya ke kantin Fisipol atau ke bonbin. Pernah suatu kali saya bersama seorang teman rela ke Pasar Kranggan untuk membeli jajanan pasar. Dengan bermodal uang sepuluh ribu, kami mencomot sekitar 7-8 jajanan pasar. Saya puas.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Bagi saya, jajanan pasar itu unik dan eksotis. Saya suka bentuknya yang aneh-aneh. Rasanya juga aneh, tapi enak. Selain itu, bentuknya yang kecil membuat gampang habis sekali makan. Jajan pasar favorit saya diantaranya kue isi kacang hijau (saya tidak tahu namanya), klepon, kue lupis, dan kue kukus. Saya kurang suka jajanan pasar yang dibuat dari ketan, khususnya wajik, bagi saya makan ketan itu terasa penuh dan membosankan.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saya nggak mau sok nasionalis dengan mengatakan jajanan pasar sebagai bagian dari tradisi, bla, bla, bla. Tapi saya akui kalau memang pada dasarnya jajanan pasar itu enak. Jauh sebelum kafe modern menyajikan </span></span><span style="mso-spacerun:yes"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">roti yang di dalamnya ada coklat meleleh (apa, ya namanya?), kakek nenek kita sudah menerapkannya dalam klepon. Hey, gula jawa yang meleleh dalam bola bulat yang ditaburi serutan kelapa itu lezatnya eksotis, lho! Hahaha...</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Akhir kata, ayo ke pasar. Bawa uang sepuluh ribu. Dan comot jajanan pasar.</span></span></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-46442799388077698722010-12-31T05:21:00.000-08:002010-12-31T05:27:45.382-08:00That's Life<p><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">That's life, that's what all the people say.</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">You're riding high in April,</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Shot down in May</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">But I know I'm gonna change that tune,</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">When I'm back on top, back on top in June.</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">(Frank Sinatra)</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNoSpacing"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><o:p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span></o:p></i></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Lima jam sebelum tahun baru, dan tiba-tiba saya ingin menulis sambil menoleh ke belakang. Entah kapan terakhir kali saya menulis langsung seperti ini. Padahal baru baris kedua, tetapi saya berkali-kali memencet tombol backspace dan menulis ulang. Percaya, deh, meskipun saya bukan seorang penulis, namun terasa sekali perbedaan ketika dulu saya sering menulis ini itu dengan sekarang yang enam bulan terakhir ini saya tak menulis selain untuk tugas kuliah. Jemari terasa kaku. Pikiran pun terasa buntu. Saya seperti zombie yang sedang menulis.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saya sedang menulis sambil menoleh kebelakang. Dan tiba-tiba saya jadi merinding sendiri. Sederhana saja, tahun 2010 ini termasuk salah satu tahun terkelam dalam hidup saya. Yup, satu-dua kejadian yang tidak enak, plus erupsi merapi, plus kalahnya timnas, plus saya sendiri yang lebay dan suka mendramatisir, lengkap sudah tahun 2010 saya yang kelabu. </span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saya orangnya tidak bermental baja. Tapi saya bermental kasur. Jadi kalau ada sejumlah masalah kecil, tinggal saya bawa tidur, dan besoknya saya sudah sembuh. Saya masih ingat di tahun ini saya dimarahin bapak-ibu gara-gara saya telat bayar SPP. Saya ingat juga di tahun ini saya dipermalukan seorang dosen gara-gara teman sekelompok saya tidak masuk, tapi ada tanda tangan, dan saya yang kena marah di depan kelas. Saya juga ingat kalau di tahun ini saya mencoba mengapply sejumlah beasiswa dan gagal. Tapi kesemua itu hanya kebodohan kecil yang suatu saat bisa saya ceritakan ke teman saya sambil tertawa-tawa. Saya percaya, kalau cerita buruk di hari ini bisa jadi cerita lucu di hari esok.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Tapi saat saya menoleh ke belakang, ada banyak hal yang tidak sesepele itu. Ada hal-hal yang jika saya bawa tidur dengan mental kasur saya, justru akan berujung ke mimpi buruk. Tentu saja cerita tersebut tidak akan bisa menjadi cerita lucu di hari esok. </span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Hingga saat ini saya masih menyesali tindakan saya yang berusaha untuk menjadi sendiri –bukan mandiri. Saat itu saya berpegang teguh bahwa manusia adalah makhluk anti sosial (entah apa artinya, tapi saya pikir anti sosial itu keren, haha..). Mungkin saat itu saya tengah jenuh dengan komunitas. Mungkin saat itu pula saya sedang sok mencari jati diri. Saya tambahkan aksi saya dengan men-deaktivasi akun facebook saya dan tak lagi menulis di blog. Cool! Saya menjadi makhluk anti sosial seketika. Dan saat itu pula saya langsung mengalami kesepian yang begitu mendalam. Saya kapok.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun:yes"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Bagi yang ingin mencoba. Saya sarankan jangan sekali-kali. Karena ternyata pepatah mati satu tumbuh seribu tak berlaku sama sekali di dalam kehidupan sosial. Saya seperti burung yang terbang dari sangkar, tapi saya tak pernah lagi bisa kembali ke dalam sangkar. Saya sempat menghidupkan kembali akun facebook saya, dan bukannya memperbaiki jejaring sosial saya, saya malah kecanduan main FarmVille, ya sudah saya matikan lagi, haha...</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Tahun 2010 semakin diperparah dengan menurunnya produktivitas saya. Saya tidak pernah bilang saya produktif. Saya tidak pernah punya karya ini itu. Tapi sebelum-sebelumnya saya selalu doing something. Hal-hal kecil atau apaaa... gitu. Tapi tahun ini saya mati. Kamera pemberian kakak saya tergantung di sudut kamar saya 4 bulan terakhir (Sorry, mas!). Mouse saya rusak dan coreldraw saya tak pernah dibuka beberapa bulan. Wow, jika anti-produktif adalah sebuah prestasi, pastilah saya menjadi mahasiswa berprestasi 2010, haha..</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saat erupsi merapi dosa saya semakin bertambah. Saya lebih memilih kabur pulang kampung daripada menjadi relawan. Padahal kakak saya yang baru pulang dari Papua justru ke Jogja untuk menjadi relawan. Sejak saat itu saya dihantui oleh sindiran-sindiran orang tua saya,”Kamu kok nggak jadi relawan?” Saat itu juga saya merasa menjadi orang yang paling tidak punya hati. </span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Rasa-rasanya hampir nangis setiap melihat mimpi-mimpi buruk saya selama ini. Untungnya saya tidak pernah benar-benar menangis kecuali saat menonton Toys Story 3 yang sukses membuat air terjun dari mata saya. Untungnya saya sangat dibantu dengan foto ini:</span></span></p><p></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TR3Zxq3eBBI/AAAAAAAAAvI/g0PKEG8DPto/s1600/P10208352.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TR3Zxq3eBBI/AAAAAAAAAvI/g0PKEG8DPto/s320/P10208352.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556836962588820498" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Teman saya yang memotret saya saat KKN. Entah mengapa setiap melihat foto tersebut saya menjadi merasa berarti (padahal di foto tersebut saya main-main). Saya merasa pasti ada suatu tempat di mana saya menjadi manusia yang berarti. Mungkin tempat itu bukan tempat saya sekarang ini. </span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Oh, ya. Di penghujung tahun ini ada sebuah percakapan antara kakak saya dengan Teguh Sudarisman yang dishare dalam blognya, <a href="http://www.hifatlobrain.net/2010/12/teguh-sudarisman-on-travel-writing.html">hifatlobrain</a>. Jarang-jarang lho saya memberi link ke blog kakak saya, apalagi di tahun 2010 ini saya menderita penyakit Brotherhood Jealously. Tapi entah kenapa percakapan tersebut menjawab beberapa pertanyaan yang selama ini saya cari-cari (mungkin jawaban pertanyaan saya ada di Al-Qur’an, tapi saya jarang baca Qur’an apalagi terjemahannya, hehe...). Percakapan tersebut menurut saya bukan sekedar mengenai travel writing, backpacking, atau resolusi foto. Bagi saya percakapan tersebut adalah bagimana kita harus menjadi berbeda dan percaya diri, melihat detail dari perspektif lain, hingga bagaimana kita menikmati hidup dengan keluar dari rutinitas.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Empat jam lagi menuju tahun baru. Saya belum membuat resolusi dan sepertinya tidak akan pernah membuatnya. Resolusi cuma bikin sakit hati kalau tidak tercapai. Cukuplah motivasi saya muncul secara spontanitas saja.</span></span></p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> </span></span><p class="MsoNormal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Tahun 2011 seperti apa, ya? Entahlah. Kalau bagus ya Alhamdulillah, kalu buruk ya jalani saja. </span></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">That’s Life</span></span></i><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">! </span></span></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-88890829190717547322010-06-02T09:30:00.000-07:002010-06-02T09:51:04.396-07:00Happy Ending<p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ending seperti apa, sih yang kamu suka? Ending yang tidak tertebak? Ending yang menggantung? Atau ending yang “aman-aman” saja? Mungkin kalau di dalam film, setelah kita menonton selama 2-3 jam, dan kita akan langsung disuguhi endingnya. Terlepas dari puas atau tidaknya kita terhadap ending tersebut, mungkin efeknya terhadap kita hanya akan terjadi dalam beberapa saat saja. Kecuali kamu benar-benar freak dengan film tersebut, atau film tersebut berseri atau trilogi.</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Lah, kalau serial TV? Berbeda dengan film, di serial TV kita dihadapkan pada berpuluh atau beratus episode. Sehingga jika seseorang sudah fanatik dengan cerita serial tersebut, pasti akan terjadi jalinan emosi kuat di dalamnya. Tentunya episode penutup suatu serial akan memberikan kesan dan efek yang lauh lebih dalam dibanding akhir dari sebuah film.</span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ah, saya ternyata ngomongnya ngalur-ngidul. Padahal yang saya ingin sampaikan adalah: setelah enam season saya mengikuti serial ini, saya akhirnya menonton episode terakhir dari serial kesayangan saya, LOST!</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TAaJABFnn-I/AAAAAAAAAt8/YLEQw5tHWuo/s1600/lost-last-supper-660.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 141px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/TAaJABFnn-I/AAAAAAAAAt8/YLEQw5tHWuo/s320/lost-last-supper-660.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478216630127796194" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><div align="center"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Cast of LOST dengan gaya ala "The Last Supper"</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></div><p><strong><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Man of Faith, Man of Science</span></span></strong><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tentu saya tidak akan menceritakan panjang lebar tentang episode akhir serial ini. Tetapi ada beberapa cerita menarik ending serial LOST ini di mata penggemarnya, termasuk saya.</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bagi penggemarnya, ending serial LOST ini termasuk kontroversial. Banyak yang suka. Tapi banyak juga yang berkomentar “Hah, Cuma gini doang?”. Yup padahal kedua-duanya adalah penggemar fanatik LOST!</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Jadi begini, sebagai sebuah serial TV ber-genre SciFi Drama, sesungguhnya LOST banyak menawarkan beragam cerita bagi penggemarnya. Baik dari segi dramanya atau dari segi SciFi-nya. Dari segi Drama, dapat diperlihatkan melalui konflik dan cerita kehidupan antar karakternya. Dari segi SciFi-nya, ada beragam misteri dan twist cerita yang benar-benar membuat penasaran untuk terus mengikutinya.</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sayangnya, episode terakhir dari serial LOST hanya memenuhi kepuasan penggemar dari segi Drama-nya saja. Sedangkan berbagai pertanyaan atas misteri yang muncul dari sisi SciFi-nya tidak banyak terjawab. Yang ada justru malah banyak muncul pertanyaan dan misteri baru.</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Nah, mereka yang puas dalam ending serial ini adalah mereka-mereka yang lebih mementingkan jalan cerita drama-nya daripada misterinya. Atau mereka yang berharap Happy Ending dari serial ini. Kelompok ini dalam penggemar LOST dimasukkan ke dalam golongan “Man of Faith”. Sedangkan mereka yang pukul-pukul meja setelah menonton episode terakhir ini karena kecewa dimasukkan ke dalam kategori “Man of Science”, yang sebenarnya mengharapkan ending dengan terjawabnya seluruh misteri yang terdapat dalam serial ini.</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span></p><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bagaimana dengan saya? Hahaha... untungnya saya masuk golongan Man of Faith. Yang sejak awal saya tidak terlalu berekspektasi tinggi dengan episode final serial ini. Saya sudah menduga bahwa misteri dalam serial ini yang seabrek-abrek susah dijawab hanya dalam satu episode terakhir. Yang saya harapkan cuma satu: happy ending yang membuat saya bisa ikhlas berpisah dengan serial kesayangan ini. Dan doa saya ternyata terkabul! Saya sangat dipuaskan dengan endingnya. Dan kini pun saya bisa tidur nyenyak....</span></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-28503243483789577782010-05-02T08:05:00.000-07:002010-05-02T08:09:05.666-07:00Goodbye, Parahyangan!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S92VVBolkfI/AAAAAAAAAts/cHcIhPL-Bmk/s1600/3525178816_7dce61cc8f.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S92VVBolkfI/AAAAAAAAAts/cHcIhPL-Bmk/s320/3525178816_7dce61cc8f.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5466689711146111474" /></a><br /><p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Kompas hari ini memuat satu ulasan khusus mengenai diberhentikannya kereta api bisnis Parahyangan karena jumlah penumpang yang terus menurun. Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan diberhentikannya kereta ini. Terutama yang sering bolak-balik Bandung-Jakarta</span></span><span style="mso-spacerun:yes"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">seperti para mahasiswa atau pekerja kantoran.</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Saya membuat judul “Goodbye, Parahyangan!” seolah saya punya ikatan batin dengan kereta bisnis Parahyangan. Padahal kalau dipikir, saya hanya sekali menggunakan kereta bisnis Parahyangan, yaitu saat berkunjung ke Bandung dan Bekasi liburan kemarin. Bagaimana mungkin saya yang hanya satu kali naik kereta bisnis Parahyangan merasa punya ikatan batin?</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">***</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Jadi, liburan kemarin, setelah puas berkunjung ke tempat teman di Bandung, saya akan berkunjung ke tempat om saya di Bekasi dengan menggunakan kereta bisnis Parahnyangan. Saya sendiri lupa harga tiketnya berapa. Namun yang jelas, saya tidak kebagian tempat duduk, mungkin karena penumpangnya cukup padat. Lantas saya pun duduk di pinggir pintu. </span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Ini yang menarik. Sepenjang perjalanan, ketika melewati daerah Padalarang (kalau tidak salah) dan berada di atas tol Cipularang, kita benar-benar di suguhi pemandangan yang memukau. Bagaimana tidak, daerah yang dilewati berupa perbukitan-perbukitan hijau yang mempesona. Bisa dibilang, tol Cipularang berada</span></span><span style="mso-spacerun:yes"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">di bagian bawah, sementara rel kereta api di daerah atas. Sehingga kita bisa melihat daerah padalarang secara lebih luas jika melihatnya dari sisi rel kereta api.</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Karena saya duduk di pintu, saya pun mendapatkan sensasi tersendiri. Karena daerahnya berbukit-bukit, maka banyak sekali rel yang ditopang oleh jembatan. Dan setiap kali melewati jembatan, saya seolah berada di tepi jurang. Saya bisa melihat pepohonan serta sawah yang berada di bawah saya. Mungkin inlah hikmahnya saya tidak mendapatkan tempat duduk.</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">***</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Sayang sekali jalur kereta ini diberhentikan. Saya pernah melewati jalur Surabaya-Jakarta, Surabaya-Jogja, Surabaya-Banyuwangi, Jogja-Bandung, dan Bandung Jakarta. Dan sejauh ini, dari sejumlah jalur kereta yang pernah saya lewati, Jalur Bandung-Jakarta yang melewati daerah Padalarang-lah yang memiliki pemandangan terbaik. Sungguh saya benar-benar menikmati pesonanya. Meskipun jalur tersebut masih dipergunakan selain kereta Parahnyangan, namun saya tetap berdoa, semoga suatu saat kereta Parahyangan dapat beroperasi kembali, dan menjadi transportasi yang nyaman bagi banyak orang, amin.</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:arial;font-size:13px;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-family:arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Oh, iya. Sementara itu kereta JogloSemar yang menghubungkan Jogja-Solo-Semarang sudah beroperasi. Semoga suatu saat saya bisa menaikinya untuk sekedar main-main ke Lawang Sewu. Ada yang mau nemenin?</span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br /></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">sumber foto: google.com</span></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-14025002816950905352010-02-21T03:03:00.000-08:002010-02-21T03:11:20.966-08:00Ujung Genteng Travel Report 2010<span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ETPEHjPrI/AAAAAAAAAtU/XuOEjla6WWo/s1600-h/_MG_0202.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ETPEHjPrI/AAAAAAAAAtU/XuOEjla6WWo/s320/_MG_0202.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440650974364647090" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Saya melakukan perjalanan bersama teman saya, Agra, pada 22 Januari 2010 kemarin di Pantai Ujung Genteng, Sukabumi Selatan, Jawa Barat. perjalanan ini memberi kesan tersendiri bagi saya, karena ini pertama kalinya saya berinisiasi mengadakan perjalanan sendirian. </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Mungkin perbedaan travel report kali ini dibandingkan dengan travel report sebelum-sebelumnya adalah, saya menulis report ini dengan sesingkat mungkin. Mungkin karena saya masih berada dalam proses pemulihan dari penyakit “malas nge-blog”.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Di dalam travel report ini, bisa dilihat bagaimana proses awal mula perjalanan saya hingga bisa sampai ke daerah Sukabumi selatan lewat catatan: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2010/02/prolog-road-to-ujung-genteng.html">Prolog</a>. Sebelum sampai di Pantai Ujung Genteng itu sendiri, saya dan Agra menyempatkan diri mampir ke Curug Cikaso, yang dituliskan dalam <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2010/02/cuaca-cerah-curug-cikaso.html">Cuaca Cerah Curug Cikaso</a>. Esoknya, Kami pun menghabiskan satu hari (minus setengah hari karena hujan) dengan bermain-main di <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2010/02/sepanjang-ujung-genteng.html">Sepanjang Ujung Genteng</a>. Terakhir, saya punya satu keinginan yang harus dikabulkan sebelum saya kembali dari Ujung Genteng, yaitu saya <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2010/02/harus-bertemu-penyu.html">Harus Bertemu Penyu</a>!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Namun ternyata perjalanan kali ini memberi suatu pengalaman tersendiri bagi saya karena ternyata ada berbagai hal yang membuat saya merenungi, apakah saya mendapatkan sesuatu dari perjalanan ini, karena tiba-tiba saya merasa bahwa <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2010/02/oke-awal-liburan-ini-saya-tidak.html">Saya Pejalan Gagal</a>. Ini adalah sebuah curhatan yang terselip dalam Travel Report, hahaha...</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Akhir kata, semoga Travel Report kali ini mampu memberi inspirasi bagi Anda semua. Saran selalu saya tunggu, Kritik pun akan saya terima. Syukur-syukur kalau Anda mau mengajak saya jalan-jalan, hehehe...</span><br /><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-71199769598330160052010-02-21T02:58:00.000-08:002010-02-21T03:03:16.144-08:00Harus Bertemu Penyu!<span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER92vJp2I/AAAAAAAAAtM/6NKii4xyRPg/s1600-h/_MG_0187.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER92vJp2I/AAAAAAAAAtM/6NKii4xyRPg/s320/_MG_0187.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440649579203241826" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Hari terakhir saya di Ujung Genteng, saya merasa gondok. Saya gagal melihat penyu bertelur malam hari karena hujan, saya juga gagal melepas penyu saat senja karena (lagi-lagi) hujan. Padahal salah satu tujan saya ke Ujung Genteng adalah untuk melihat-lihat penyu.</span><br /><span style="font-family:arial;">Kalau saya pulang dari Ujung Genteng dan belum melihat penyu, saya bakalan mati penasaran, nih! </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Akhirnya saya membujuk Agra untuk mampir ke Penangkaran Penyu di Pantai Pangumbahan sebelum saya pulang. Tak masalah saya tak bertemu dengan penyu, asalkan saya sudah mampir ke tempatnya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Medan menuju ke Pantai Pangumbahan cukup susah bagi motor bebek yang kami tumpangi. Jika musim kemarau kita harus berhati-hati agar tak terpeleset terselip oleh pasir pantai yang cukup banyak. Jika musim hujan kita harus berhati-hati agar tak terjerumus ke dalam lumpur. Dan kami adalah salah satu korban yang terjebak ke dalam lumpur tersebut, haha...</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Begitu kami tiba di Penangkaran penyu Pangumbahan, kami bertemu pak Asep, penjaga penangkaran tersebut. Kami lantas membarat 5000 rupiah sebagai retribusi, lantas kami mengobrol sebentar dengan pak Asep. Beliau menyayangkan kami datang tidak saat sore atau malam di mana kami bisa melepas penyu atau melihat penyu bertelur. Lantas beliau pun mengeluarkan baskom berisi sejumlah anak-anak penyu,“biar kalian bisa foto-foto”, kata Pak Asep. Ah, pak Asep tahu saja kebutuhan kami, hahaha...</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Penyu memang unik, setelah bertahun-tahun dilepas di lautan luas, ia akan kawin dan bertelur di pantai yang sama. Setelah bertelur pun nantinya penyu tersebut akan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur lagi. Jika ingin melihat penyu bertelur di malam hari, tidak diperbolehkan membawa senter atau sumber cahaya lain. Selain itu, datangnya penyu tak dapat diterka, kadang jam 12 malam, atau kadang kita harus menunggu hingga jam 3 pagi!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Menurut cerita Pak Asep, Penangkaran penyu Pantai pangubahan sebenarnya mulai berada di bawah Departemen Kelautan dalam beberapa tahun terakhir ini. Padahal Penangkaran ini sesungguhnya telah berdiri sejak 30 tahun yang lalu namun dipegang oleh swasta untuk keperluan jual beli telur penyu. Sekitar tahun 90an, mulai dilakukan penangkaran sekitar 50% dari telur penyu yang ada, sementara 50% yang lain diperjualbelikan. Sejak beberapa tahun yang lalu jual beli telur penyu mulai dilarang demi mencegah kepunahan, dan akhirnya penangkaran penyu Pangubahan pun berada di bawah departemen kelautan dan penangkaran telur penyu dilakukan 100%. Bahkan dapat dibilang penangkaran penyu Pangumbahan ini termasuk yang terbaik dan akan dijadikan model bagi penangkaran penyu di daerah lain di Indonesia.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Setelah puas bermain-main dengan anak penyu, saya dan Agra sempat mampir ke Pantai Pangumbahan itu sendiri. Dan pantai ini sendiri memiliki pasir putih dan jauh lebih bersih dibandingkan pantai-pantai lain di sepanjang Ujung Genteng. Kalau sudah ke penangkaran penyu dan Pantai Pangumbahan, saya tak perlu takut lagi jika nantinya saya mati penasaran, hahaha...</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER9lDqAsI/AAAAAAAAAtE/U7D3ZyxJRZA/s1600-h/_MG_0204.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 213px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER9lDqAsI/AAAAAAAAAtE/U7D3ZyxJRZA/s320/_MG_0204.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440649574457410242" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER8wxMgCI/AAAAAAAAAs8/jzVdVoQhv90/s1600-h/P1380910.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ER8wxMgCI/AAAAAAAAAs8/jzVdVoQhv90/s320/P1380910.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440649560421335074" border="0" /></a><br /><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-51892697335415529622010-02-21T02:47:00.000-08:002010-02-21T03:03:04.609-08:00Sepanjang Ujung Genteng<span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ8rM8UkI/AAAAAAAAAs0/-p-z3kMkNJM/s1600-h/P1380823.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ8rM8UkI/AAAAAAAAAs0/-p-z3kMkNJM/s320/P1380823.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440648459415474754" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Sepulang dari Curug Cikaso hari sudah mulai sore. Saya dan Agra pun menuju Ujung Genteng. Jangan harap sepanjang perjalanan kami melihat pemandangan matahari senja, karena cuacanya sedikit mendung. Pertanda akan turun hujan nanti malam. Padahal kami berencana ingin melihat penyu bertelur di Penangkaran Penyu nanti malam.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Kami menginap di Losmen Deddy seharga IDR 150.000 per malam berupa pondok satu kamar untuk dua orang dengan kamar mandi di dalam. Harga awalnya lebih mahal, tetapi karena Agra sebelumnya pernah menginap di Losmen ini, dia pun bisa menawar hingga 50%!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Sebelum malam, kami sempat bermain-main di pantai karang Ujung Genteng. Maksud hati ingin mendapat senja, apa daya mendung menghadang. Kami pun bermain dan mengambil gambar ala kadarnya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Kami makan malam dengan mie rebus di warung mi depan losmen. Dan sepertinya ini akan menjadi makanan kami hingga besok, karena harga warung nasi dengan ikan di daerah ini tidak murah. Sementara malamnya hujan deras. kami pun tak jadi melihat penyu bertelur di penangkaran penyu. Lantas apa yang kami lakukan? Mbathang di kamar bermain hape sepanjang malam. Menyesal saya tidak membawa semacam buku bacaan...</span><br /><br /></span><div style="text-align: center;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">***<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ8PAK8NI/AAAAAAAAAss/o4xZBGplANQ/s1600-h/_MG_0182.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ8PAK8NI/AAAAAAAAAss/o4xZBGplANQ/s320/_MG_0182.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440648451845714130" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Pantai Ujung Genteng cukup panjang. Membentang dari Dermaga Tua hingga Cibuaya. Kontur dari pantai Ujung Genteng sendiri cukup beragam. Ada yang berupa pantai landai dengan pasir yang cukup putih, ada pula yang banyak karang, bahkan kita bisa bermain hingga ke tengah.</span><br /><span style="font-family:arial;">Maka hari berikutnya kami habiskan untuk bermain-main di sepanjang pantai Ujung Genteng. Paginya, setelah kami sarapan dengan nasi kuning dan sepotong tahu, kami segera menuju Dermaga Tua.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dermaga Tua buat saya cukup menarik, entah mengapa. Mungkin karena reruntuhan sisa dermaga yang bercampur dengan pantai membuat area ini sangat menarik untuk dijelajahi. Apalagi didukung dengan langit pagi yang cerah, tempat ini pun menjadi cukup sempurnya untuk diambil beberapa gambarnya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dari Dermaga Tua ini kita bisa melihat dua sisi Ujung Genteng, sisi sebelah barat yang berupa pantai, dan sebelah timur yang terdapat kampung nelayan dan pelelangan ikan. Cukup banyak nelayan yang mencari ikan di sekitar area Dermaga Tua ini. Mereka juga bisa memancing di ujung dermaga yang menjorok ke tengah laut. Sementara saat saya ingin ke ujung dermaga, saya terhalang oleh reruntuhan dermaga yang cukup licin.</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7z2ab2I/AAAAAAAAAsk/vA-QVqLqEXY/s1600-h/_MG_0117.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7z2ab2I/AAAAAAAAAsk/vA-QVqLqEXY/s320/_MG_0117.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440648444557029218" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7p9f3iI/AAAAAAAAAsc/xQKTiNJ2i6w/s1600-h/P1380860.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7p9f3iI/AAAAAAAAAsc/xQKTiNJ2i6w/s320/P1380860.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440648441902390818" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Sepulang dari dermaga tua, kami menyusuri pantai Ujung Genteng menuju Pantai Cibuaya. Ini juga merupakan perkampungan nelayan. Kami sempat mampir ke warung kopi sebentar, sementara Agra sempat mengobrol dengen beberapa warga di warung kopi. Sekedar mengetahui jalur ke Penangkaran Penyu dan beberapa tempat menarik lainnya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Cukup mengasyikkan menghabiskan waktu sekitar pukul sepuluh siang dengan minum kopi di Kampung Nelayan Cibuaya.</span><br /><br /></span><div style="text-align: center;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7MLi6RI/AAAAAAAAAsU/PWD8a-o4TsA/s1600-h/P1380889.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4EQ7MLi6RI/AAAAAAAAAsU/PWD8a-o4TsA/s320/P1380889.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440648433908246802" border="0" /></a>***<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Siangnya kami sholat Jum’at di sebuah masjid di dekat pelelangan ikan. Namun kami telat, Sholat Jum’at telah selesai dan kami pun hanya sholat Dzuhur. Setelah ini kami berencana beristirahat sebentar, dan sorenya akan kami berencana ke Penangkaran Penyu untuk melepas anak penyu, dan malamnya kami berencana menyaksikan penyu bertelur di Pantai Cibuaya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Tapi semua rencana tersebut dalam sekejap berubah menjadi kentut. Hujan deras melanda Ujung Genteng dari sore hingga malam. Saya benar-benar mbathang di kamar. Mau apalagi, ini resiko melakukan perjalanan musim hujan...</span></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-52728926555689133522010-02-21T02:34:00.000-08:002010-02-21T03:03:29.803-08:00Cuaca Cerah Curug Cikaso<span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXpmkJ-I/AAAAAAAAArk/Ed5dkPseCOY/s1600-h/_MG_0050.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXpmkJ-I/AAAAAAAAArk/Ed5dkPseCOY/s320/_MG_0050.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440644524796028898" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Saya dan Agra tiba di desa Surade pukul dua siang. Setelah makan siang di sebuah warung, kami memutuskan untuk mampir ke Curug Cikaso yang berada sekitar 10 km dari Desa Surade. Pertimbangan kami, selain waktu masih jauh dari senja, langit juga tidak terlihat mendung. Sebuah kondisi cuaca yang jarang dijumpai saat musim hujan. Jadilah kami merasa saat itu merupakan waktu yang tepat untuk mampir ke Curug Cikaso.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Saat tiba di pintu masuk, kami tidak langsung dihadapkan pada lokasi Curug, tetapi ada dua pilihan jalan yang bisa dilakukan, apakah berjalan kaki sekitar 10 menit melalui jalan setapak di sawah, atau menyewa perahu untuk menyusuri sungai Cicurug seharga IDR 80.000/kapal dengan kuota maksimal 12 orang. Tentu saja kami awalnya memilih menyusur jalan setapak karena harga kapal yang tak masuk akal jika hanya ditumpangi kami berdua. Tetapi setelah para ojek kapal membujuk dengan harga 35.000 untuk kami berdua, kami pun terbujuk dengan rayuannya. Alasan saya sendiri, sih, saya penasaran dengan suasana menaiki kapal menyusuri sungai Cicurug. </span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXTMaYDI/AAAAAAAAArc/xcbKi0EjhwU/s1600-h/P1380761.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXTMaYDI/AAAAAAAAArc/xcbKi0EjhwU/s320/P1380761.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440644518780756018" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Oke, sangat menyenangkan menyusuri sungai Cicurug yang hijau dan dengan hutan di kiri-kanan sungai. Tapi yang membuat saya gondok setengah mati, ternyata jarak dari pintu masuk menuju Curug Cikaso hanya ditempuh selama 1 menit saja. Mau tak mau jika dibandingkan dengan harga perahu yang kami bayarkan tadi, ternyata sangat mahal!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Curug Cikaso merupakan air terjun yang bersal dari sungai Cicurug (ci berarti sungai, curug berarti air terjun), tetapi banyak orang yang menamainya Curug Cikaso karena aliran air terjun ini akan bertemu dengan sungai Cikaso yang lebih lebar.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Jika diperhatikan, Curug Cikaso termasuk tipe air terjun yang cukup lebar yang terdiri dari tiga bagian air terjun. Tingginya sendiri sekitar 30 meter. Menurut informasi dari pak Mumuh, yang tadi mengantarkan kami lewat kapal, Curug Cikaso sendiri baru mulai ramai dikunjungi pada sekitar tahun 2006. Dan baru-baru ini pemerintah daerah mulai mengembangkannya menjadi objek wisata dengan cara memperbaiki jalan dan mempermudah akses menuju Curug Cikaso. </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Bahkan saat kami berada di lokasi curug tersebut, Pak Mumuh yang ternyata juga menjabat sebagai ketua paguyuban yang mengelola Curug Cikaso, sedang membangun semacam pos penjagaan di dekat area curug yang nantinya akan berfungsi sebagai pengawas keselamatan para wisatawan.</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXJ4C5GI/AAAAAAAAArU/bNzy4uKRzJ0/s1600-h/_MG_0019.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENXJ4C5GI/AAAAAAAAArU/bNzy4uKRzJ0/s320/_MG_0019.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440644516279411810" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENW1eavFI/AAAAAAAAArM/spfXAq-fI14/s1600-h/_MG_0011.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S4ENW1eavFI/AAAAAAAAArM/spfXAq-fI14/s320/_MG_0011.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440644510803213394" border="0" /></a><br /><span style="font-family:arial;">Sebelum kami pulang, kami sempat mampir ke kantor Paguyuban Pengelola Curug Cikaso. Mereka menjelaskan bahwa sebenarnya mereka memiliki sebuah paket perjalanan dengan perahu yang lebih jauh dan lebih mahal. Paket tersebut adalah mengunjungi Curug Cikaso, Gua Aul (gua yang katanya masih belum banyak dikunjungi dan cukup bagus), Hulu sungai Cikaso, dan Muara Cikaso. Dengan kuota maksimal 12 orang, per perahu dipatok seharga IDR 600.000. Ada yang berminat?</span><br /><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-72184197251861572052010-02-19T02:20:00.000-08:002010-02-20T17:50:52.871-08:00Prolog: Road to Ujung Genteng<p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saya tadinya tidak merencanakan liburan apa-apa. Tidak dengan kakak saya, tidak dengan CLR, atau dengan teman-teman lain. Sudah terbayangkan saya akan bersantai di rumah sambil makan masakan mama. Namun entah mengapa, setelah melihat hasil tabungan yang dirasa ‘cukup’, saya memutuskan untuk melakukan perjalanan. Lagi-lagi tanpa alasan yang pasti, saya ingin ke Ujung Genteng, Jawa Barat. Mungkin karena beberapa bulan sebelumnya saya melihat album kakak kelas saya via facebook yang mendokumentasikan liburannya di Ujung Genteng.</span></span></p><p><br /></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Selanjutnya proses perjalanan pun diwarnai dengan sejumlah kebetulan. Kakak saya akan melakukan perjalanan ke Jawa Barat bersama temannya, Nuran. Sehingga kakak saya pun mendukung rencana saya mengunjungi Jawa Barat dengan harapat nantinya akan menghasilkan sebuah e-book bersama.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Saat ingin ke Bandung, kebetulan teman SMA saya yang berkuliah di seni rupa ITB sedang menggelar karyanya di sebuah pameran di Jogjakarta, sehingga kami bisa ke Bandung bersama dengan kereta api ekonomi Pasundan.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Sedangkan kebetulan yang terakhir, awalnya saya ingin sekedar menanyakan informasi tentang Ujung Genteng kepada teman saya, Agra. Namun ternyata dia malah ingin ikut dan menawarkan saya untuk naik sepeda motor berdua dengannya. Tentu saja bagi saya ini sebuah kebetulan yang sangat manis.</span></span></p><p align="center"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">***</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Perjalanan Bandung-Ujung Genteng menggunakan sepeda motor bukanlah perjalanan yang singkat. Dengan menggunakan sepeda motor perjalan tersebut menghabiskan waktu hingga 9 jam! Kami berangkat dari Bandung begitu selesai sholat subuh, dan baru mencapai desa Surade pukul 2 siang.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Untungnya sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang menarik di sekitar Padalarang. Perbukitan kapur yang pada pagi hari masih terdapat sedikit kabut mengingatkan saya pada lukisan-lukisan Cina. Pada daerah ini banyak terdapat penjual oleh-oleh khas bandung. Saya sempat penasaran dengan Ubi Cilembu yang katanya rasanya manis. Tapi sayang saya tak sempat mampir.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Di pinggiran Cianjur kami menyempatkan diri mampir ke sebuah warung kaki lima yang menjual bubur. Dan saat selesai menyantap bubur ayam tersebut, saya dan Agra sepakat bahwa bubur tersebut kami beri nilai lima jempol! Kami sendiri juga tak tahu kenapa. Yang pasti berbeda dengan bubur ayam Jakarta atau bubur ayam Jawa. Mungkin karena kuahnya gurih seperti kuah soto. Setelah memasuki kota Cianjur, kami menemukan banyak penjaja bubur Cianjur. Mungkin bubur yang kami makan tadi bubur Cianjur.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p align="center"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S35mxrg9HeI/AAAAAAAAArE/1M6PX4NTA8A/s1600-h/bubur+ayam+cianjur.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S35mxrg9HeI/AAAAAAAAArE/1M6PX4NTA8A/s320/bubur+ayam+cianjur.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439898403590708706" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Bubur Ayam Cianjur</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Sementara perjalanan dari Sukabumi menuju Ujung Genteng kami menghadapi perbukitan dengan jalanan berkelok dan pemandangan yang sangat hijau. Area ini tiba-tiba mengingatkan saya pada jalan antara kota Malang dengan Pulau Sempu. Miriplah! Hanya saja menurut saya lebih menarik jalan Sukabumi-Ujung Genteng. Karena pemandangan terus berganti. Terkadang hutan pinus, perbukitan biasa, atau perkebunan teh.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Setelah menjalani 9 Jam yang melelahkan, kami pun akhirnya tiba di Desa Surade pada pukul 2 siang. Akhirnya...!</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">___________________________________________________________________________</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Sumber foto: google.com</span></span><br /><br /><br /></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-55896551438902156532010-02-08T04:44:00.000-08:002010-02-20T17:54:07.418-08:00Saya Adalah Pejalan Gagal<p></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHua37T7I/AAAAAAAAAq8/pCwoP6GAKoI/s1600-h/_MG_0028.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHua37T7I/AAAAAAAAAq8/pCwoP6GAKoI/s320/_MG_0028.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435853244305461170" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Oke, awal liburan ini saya tidak memiliki rencana apa-apa, hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi sendirian ke Jawa Barat dan pergi ke Ujung Genteng. Pertama kali tahu Ujung Genteng dari album facebook salah seorang kakak kelas SMA. Setelah itu saya banyak mendapat informasi dari Kaskus. Dan Alhamdulillah, meski rencana saya cukup dadakan, tapi saya berhasil mencapai daerah tersebut bersama salah seorang teman SMA bernama Agra.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Tapi sayangnya, saya tidak akan menceritakan lebih jauh tentang Ujung Genteng, melainkan curcol mengenai hikmah dari perjalanan ini.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Kabar baiknya, untuk sementara saya merasa bangga bisa melakukan perjalanan dan perencanaan awal seorang diri (meski pada akhirnya saya banyak mendapat bantuan dari kawan-kawan). Dan saya bangga. Karena bagi orang yang tidak berprestasi seperti saya, pencapaian-pencapaian informal seperti ini seolah menjadi indikator peningkatan kualitas diri. Dan ketika saya berhasil mencapai Ujung Genteng, tanpa bantuan kakak dan teman-teman CLR yang selama ini banyak membantu saya, saya seolah merasa kemandirian saya naik satu level.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Tapi apakah itu benar?</span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHuPFH61I/AAAAAAAAAq0/iwJSCnk07IU/s1600-h/_MG_0136.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHuPFH61I/AAAAAAAAAq0/iwJSCnk07IU/s320/_MG_0136.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435853241139587922" border="0" /></a></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Karena begitu saya pulang dari Ujung Genteng, saya langsung kembali ke realitas yang sesungguhnya. Saya kedodoran bayar SPP karena bersinggungan dengan perjalanan ini (saya malas cerita detailnya). Dan itu adalah sebuah bukti bahwa saya belum berhasil memilih prioritas dalam sejumlah pilihan.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Yang kedua, pulang dari Ujung Genteng saya sakit seminggu, perut kembung dan maag (sepertinya). Ini menjadi sebuah pertanyaan besar, bagaimana mungkin saya melakukan perjalanan kembali setelah dua kali mengalami sakit pascaperjalanan (sebelumnya saat pulang dari pulau sempu).<br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Bayar SPP sudah beres dan sakit sudah sembuh. Tapi saya kembali bertanya, apakah saya sesungguhnya telah siap fisik dan mental dalam melakukan setiap perjalanan? Apakah saya benar-benar naik satu level kemandirian dalam perjalanan ini?</span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHt1_I_DI/AAAAAAAAAqs/Eu4kjZCCVgg/s1600-h/_MG_0202.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S3AHt1_I_DI/AAAAAAAAAqs/Eu4kjZCCVgg/s320/_MG_0202.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435853234403605554" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Jawabannya: jika seandainya ini adalah sebuah mata kuliah 3 sks, maka saya mendapat nilai E dan saya harus mengulang suatu saat nanti. Perjalanan ini tak lebih dari sebuah perjalanan yang kekanak-kanakan. Perjalanan ini gagal membawa saya menuju pribadi yang lebih baik. Saya, untuk sementara ini, adalah pejalan gagal.</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Pfffhhh.... lelah sekali. Tapi setidaknya untuk mata kuliah Dasar-Dasar Mengambil Hikmah saya dapat nilai A, hehehe...</span></span><br /><br /><br /></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-37417454329828210722010-01-14T22:37:00.000-08:002010-01-14T23:52:39.445-08:00I’m Lostie, Gleek, and True Blood Sucker!<div style="text-align: left;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Mau sebagus apapun orang merekomendasikan film Avatar, saya belum ada gairah untuk menontonnya di bioskop atau menyewa filmnya di rental. Tidak, saya tidak membencinya, saya bahkan berjanji suatu saat saya harus menonton film berbujet termahal sepanjang sejarah tersebut. Tapi nanti, hingga penyakit saya sembuh. Karena jika saat ini Anda mengajak saya berbicara soal film, saya bagaikan (maaf) kemaluan yang sedang lemas. Tidak ada gairah sama sekali.<br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Ada salah satu film yang direkomendasikan teman saya, Farrah, berjudul 500 Days of Summer. Saya telah mendapatkan film tersebut. Tapi sayang, 5 menit pertama saya menguap. Sekali lagi bukan karena filmnya buruk. Tapi saat ini saya lebih tertarik menonton serial TV daripada film. Tapi tenang saja, film tersebut hingga saat ini masih saya simpan hingga nanti saya dapat <span style="font-style: italic;">mood</span> untuk menontonnya.<br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Oke, saya sendiri baru mengenal serial TV sekitar tahun 2007, dimulai dari Heroes dan Prison Break, dua buah film yang menurut saya sama-sama bagus di season awalnya saja. Selanjutnya saya mencoba mengikuti beberapa serial, hingga puncaknya tahun 2009 kemarin, di mana saya semakin candu mengeksplorasi sejumlah serial dan semakin diperburuk dengan teman saya, Ian, yang banyak merekomendasikan sejumlah serial TV.<br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Saya kangen dengan gairah menonton film dan membuat resensinya di blog ini. Maka saya pun memutuskan hanya mengambil tiga, dan hanya tiga, serial yang mungkin benar-benar saya ikuti. Sisanya saya tinggalkan. Berikut tiga serial tersebut berikut ulasannya:<br /></span></div><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASbKZI2NI/AAAAAAAAAqM/mlSXhWB3SAM/s1600-h/Lost-season2%2520mynd3.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASbKZI2NI/AAAAAAAAAqM/mlSXhWB3SAM/s320/Lost-season2%2520mynd3.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5426857808837007570" border="0" /></a></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;"><br />Main Title: </span>Lost<span style="font-weight: bold;"><br /></span><span style="font-weight: bold;">It’s all about:</span> <span style="font-style: italic;">survival adventure/mysteries, mythologies and philosophies/science fiction/conspiracy/characterical drama</span><span style="font-weight: bold;"><br /><br /></span>Mengisahkan tentang jatuhnya pesawat Oceanic 815 di sebuah pulau terpencil di perairan pasifik. Sejumlah penumpang yang selamat harus mampu bertahan hidup di pulau tersebut. Awalnya hanya masalah internal antar personal seperti masalah kepercayaan antar penumpang, dsb. Tetapi semakin lama muncul sejumlah misteri yang terdapat di pulau tersebut. Hingga akhirnya mereka harus menyadari bahwa jatuhnya pesawat mereka bukan karena suatu kebetulan...<br /><br /><blockquote>Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya tergila-gila terhadap sebuah serial TV.</blockquote> Serial ini menyuguhkan segala apa yang saya butuhkan. <span style="font-style: italic;">Drama, Action, Thriller, Mystery, Adventure</span>, sedikit <span style="font-style: italic;">Love Story</span>, dan sedikit bumbu <span style="font-style: italic;">Comedy</span> (yang disampaikan lewat tokoh Hurley), semua seolah dimasukkan ke dalam juicer dan menghasilkan jus yang sangat candu. Tapi interest utama saya ada pada penokohan karakter. Saya adalah tipe penyuka cerita multikarakter, dan setiap karakter dalam Lost memiliki latar yang sangat menarik dan disajikan dengan gaya <span style="font-style: italic;">flashback</span> (dan <span style="font-style: italic;">flasforward</span>).<br /><br />Hasilnya sejumlah nominasi pada Golden Globes dan Emmy Awards, dan memenangkan Golden Globes kategori <span style="font-style: italic;">best TV Series - Drama</span> di tahun 2005.Jika belum cukup, Majalah Time memasukkannya dalam list 100 serial terbaik sepanjang masa. Serial ini pun memberi sejumlah inspirasi bagi saya. Bahkan mempengaruhi saya dalam menyusun resolusi tahun 2010. Yup, salah satu resolusi 2010 saya adalah melihat Final Season dari serial Lost, dan semoga serial ini berakhir dengan sangat baik, Amin, hehehe...<br /><br /></span><div style="text-align: center;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">***<br /></span></div><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASayz1vJI/AAAAAAAAAqE/kWL8b5pQMa0/s1600-h/glee_13-glee-kids-stairs_1819_lyv1-1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASayz1vJI/AAAAAAAAAqE/kWL8b5pQMa0/s320/glee_13-glee-kids-stairs_1819_lyv1-1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5426857802506550418" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Main Title:</span> Glee<br /><span style="font-weight: bold;">It’s all about:</span> <span style="font-style: italic;">Looser Comedy/High (S)Cool Musical/Minority and Discrimination Issues/Popular Songs/Some unusual coreography</span><br /><br />Serial ini mengisahkan tentang seorang guru bahasa Spanyol bernama Mr. Schuester yang ingin mendirikan kembali kejayaan Glee Club (Klub Paduan Suara). Namun sayang, selain hanya sedikit pendaftar, yang ikut pun adalah mereka yang sering dicap sebagai<span style="font-style: italic;"> looser</span>. Belum lagi pembimbing club Cheerios bernama Ms. Sylvester yang berusaha menghancurkan Glee Club karena berebut dana dari sekolah. Lantas, jangankan mengikuti lomba tingkat <span style="font-style: italic;">regionals</span>, bahkan mereka pun harus berjuang keras untuk lolos di tingkat <span style="font-style: italic;">sectionals</span>!<br /><br />Ceritanya mungkin cukup ringan, namun tetap berisi karena banyak isu minoritas yang diangkat, sehingga ada banyak pesan yang diambil. Selain itu, pada episode kedepannya konflik-konflik yang ada pun semakin berkembang. Kalaupun seandainya penonton merasa tidak nyambung dengan komedinya, serial ini masih layak tonton karena menyuguhkan aksi-aksi musikal yang cukup banyak disukai, apalagi karena berdasar lagu-lagu yang pernah populer. Koreografinya pun sangat memanjakan mata. Hasilnya, di musim pertamanya ini Glee langsung mendapat nominasi best TV Series - Comedy or Musicals dalam ajang Golden Globe!<br /><br /><blockquote>Saya sendiri punya beberapa aksi musikal favorit dalam serial ini. Sebut saja <span style="font-style: italic;">Rehab</span>-nya Amy Winehouse yang dinyanyikan ulang oleh Vocal Adrenaline, <span style="font-style: italic;">Somebody To Love</span>-nya Queen yang dinyanyikan ulang oleh New Directions, hingga<span style="font-style: italic;"> I Just Wanna Sex You Up</span> yang dinyanyikan ulang oleh Acafellas.</blockquote> Kalau saya harus memilih bergabung antara para remaja populer dalam High School Musical atau para <span style="font-style: italic;">looser</span> dalam Glee, tentunya tanpa berpikir panjang saya langsung memilih Glee!<br /><br /></span><div style="text-align: center;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">***<br /></span></div><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASaX2EUzI/AAAAAAAAAp8/r4gmJpSwbkE/s1600-h/trueblood_poster.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 216px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/S1ASaX2EUzI/AAAAAAAAAp8/r4gmJpSwbkE/s320/trueblood_poster.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5426857795268137778" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Main Title:</span> True Blood<br /><span style="font-weight: bold;">It’s all about:</span> <span style="font-style: italic;">More Bloods/Vampires and other mythology creatures/Sex, sex, and sex/Religion/Politics/and some discrimination issues</span><br /><br />Diangkat dari sebuah novel berjudul The Southern Vampire Mysteries, dikisahkan telah ditemukan sebuah inovasi berupa darah sintetis bernama True Blood, maka vampire dan manusia pun dapat hidup bersama. Namun dalam kenyataannya tetap saja ada vampire yang haus akan darah segar manusia. Sementara ada manusia yang butuh darah vampire (V) sebagai <span style="font-style: italic;">drugs</span> atau obat kuat. Konflik ini pun bersinggungan dengan kisah cinta antara pelayan bar bernama Sookie Stackhouse dengan vampir berumur 1 abad lebih bernama Bill Compthon. Bagaimanakah hubungan vampir-manusia dalam waktu kedepannya?<br /><br /><blockquote>Berbanding terbalik dengan Twilight, serial ini sangat banyak mengumbar darah dan unsur-unsur seksualitas yang dibawakan dengan cukup artistik.</blockquote> Alur ceritanya pun semakin membaik di season 2. Sejumlah isu diskriminasi, politik, hingga agama pun sebenarnya mendampingi serial ini. Namun masih dibawakan secara halus dan belum banyak digunakan. Kesuksesan serial ini dapat dilihat lewat nominasinya dalam Golden Globe dan Emmy Awards yang diperoleh dalam 2 season penayangannya ini.<br /><br />Hal-hal yang menarik bagi saya adalah saat melihat hubungan seksual antara vampire dengan manusia yang belum lengkap tanpa ritual <span style="font-style: italic;">blood-sucking</span>. Saya juga berharap pertarungan politik antara gereja Fellowship of the Sun dan Vampire Leagues of America lebih diperlihatkan di season selanjutnya. Dan maaf sekali bagi Anda para penggemar Twilight (<span style="font-style: italic;">no offense!</span>), karena saya merasa para vampir di Twilight harus banyak belajar dengan para vampir dalam True Blood, bagaimana caranya menjadi vampire sejati. Yang penuh darah, tentunya!<br /><br /></span><div style="text-align: center;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">***<br /></span></div><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br />Tiga serial telah saya pilih. Dan saya harus meninggalkan sejumlah serial lain. Selamat jalan ibu-ibu stress di Desperate Housewives dan Cougar Town, para keluarga di Modern Family, pahlawan-pahlawan di Heroes, serta orang-orang yang melihat masa depan di Flash Forwards! Semoga saya kembali bergairah menonton film...<br /><br /><span style="font-size:78%;">foto by: google</span><br /><br /><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-34853981289838681512009-11-30T08:06:00.000-08:002009-11-30T08:30:41.461-08:00Menunggu De Rahma<a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwn1PXDaI/AAAAAAAAAp0/BxurCW2fAI8/s1600/insp_1400_back_black_314.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 314px; height: 314px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwn1PXDaI/AAAAAAAAAp0/BxurCW2fAI8/s320/insp_1400_back_black_314.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5409932144499166626" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Ada yang tahu De Rahma? <span style="font-style: italic;">Yups</span>, itu adalah salah satu tokoh acara komedi yang diperankan oleh komedian favorit saya, Fitri Tropika. De Rahma itu lebay. De Rahma selalu sukses membuat saya ngakak. Dan akhirnya, buat saya, De Rahma itu ngangenin. Dan saya selalu merindukan kehadiran De Rahma/Fitri Tropica. Saya juga sempet jejeritan dalam hati pas Fitri Tropika memperoleh penghargaan “Best Video Model” dalam salah satu ajang penghargaan musik kemaren atas performancenya dalam video klip Status Palsu-nya Vidi Aldiano. Waaa... Selamat, Fit!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">De Rahma itu ngangenin, entah kenapa saya jadi ingin menamai Laptop saya dengan nama De Rahma. Ya... karena saya kangen sama Dell Inspiron 1420 saya yang sedang diperbaiki.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Bagi saya, menunggu De Rahma kembali dari servisnya terasa lama sekali. Saya pun hanya ditemani radio dari hape saya. Mau nonton televisi acaranya itu-itu saja. Jadilah saya mengambil alternatif kegiatan yang sudah lama saya tinggalkan. Membaca buku! Untungnya kakak saya beberapa waktu yang lalu mampir ke Jogja dan meninggalkan sejumlah buku. Jadilah saya punya teman baru.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Berikut buku-buku yang saya baca, diurutkan dari yang saya suka:</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:arial;" >1. Bahasa! : Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Buku ini menjadi peringkat pertama buku yang saya sukai sambil menunggu De Rahma saya. Jujur saja, dulu saya cukup menggemari pelajaran Bahasa Indonesia. Entah mengapa saya tidak tahu. Mulai dari soal ejaan hingga soal kesusasteraan. Yang paling saya tidak bisa soal kesekertariatan (menulis surat, memo, dsb.)</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Tapi setelah membaca buku ini, ternyata persoalan bahasa sangat menarik untuk dibahas. Bahkan sangat terkait dengan permasalahan sosial, budaya, dan negara. Entah itu soal imbuhan atau soal majas, semua disajikan secara “renyah” dalam buku ini.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Percayalah, Anda tidak akan bosan membaca bab demi bab dalam buku ini. Bahkan anda bisa mulai tersenyum pada saat membaca sejumlah judul, seperti: “Orang Pintar Minum Tolak Angin, Orang Malas Bikin Akronim” atau pada judul,” Secara Gue Gaul Gitu Loh”. Unik, bukan?</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Lebih dari itu, selesai membaca buku ini saya merasa nasionalisme saya bertambah satu level. Karena saya mengambil kesimpulan bahwa melihat Bahasa sama maknanya dengan melihat Bangsa. Maka saya ambil kutipan favorit saya dalam buku ini:</span><br /><br /><span style="font-style: italic;font-family:arial;" >“Seandainya Sumpah Pemuda terlambat diikrarkan delapan puluh tahun, kemungkinan besar yang tertulis bukan lagi: ‘Kami Putra dan Putri Indonesia...’ [melainkan] ‘Kita Putra dan Putri Indonesia...’ konsep ‘kita’ dan ‘kami’ adalah kekayaan bahasa Indonesia yang tidak dimiliki bahasa lain. </span><br /><span style="font-family:arial;">(“Kita Putra dan Putri Indonesia”,Qaris Tajudin)</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwniNsvGI/AAAAAAAAAps/nq0mL-DL5jE/s1600/the-journey2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 291px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwniNsvGI/AAAAAAAAAps/nq0mL-DL5jE/s320/the-journey2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5409932139391925346" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><br /><span style="font-weight: bold;">2. The Journey: From Jakarta to Himalaya</span></span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Buku ini adalah salah satu buku favorit kakak saya dan teman kakak saya, Nuran. Dan tentu saja inilah salah satu yang menjadi motivasi mereka untuk melihat luasnya Indonesia (kakak saya belum ke luar Indonesia) melalui jalur Backpacker.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Membaca buku ini membuat kita merasa benar-benar menyusuri Malaysia, Thailand, Laos, Asia Selatan, hingga Himalaya. Apalagi sang penulis, Gola Gong, adalah seorang penulis dan wartawan. Jadi soal kedetilan reportasenya jangan ditanyakan lagi. </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dia menulis sangat subjektif. Dan itu sangat menarik. Karena kita sebagai pembaca merasakan langsung pengalamannya bertukar barang dengan biksu-biksu di Thailand, menginap dengan sebuah keluarga dari suku Ar-Kha di Hilltribe Village, hingga pengalaman buruknya dengan Holy Festival di India.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Tapi ternyata bagi saya buku ini berada di peringkat 2 setelah buku Bahasa! Alasannya sederhana, Gola Gong sangat suka sekali menyingkat-nyingkat kata (seperti Hilltribe Village dengan HV, atau Travel Agent dengan TA). Dan buat saya itu buruk dan sangat mengganggu kenyamanan membaca.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Teman saya, Kinkin, di blognya menulis: Nepal 2012. Setelah membaca buku ini saya jadi sedikit mengerti mengapa ia ingin sekali ke sana. Dan mungkin saya juga harus menuliskan hal yang sama: Nepal, entah kapan...</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwnRhzsDI/AAAAAAAAApk/hNhFhMTTfXE/s1600/iblis-dan-miss-prym.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 150px; height: 226px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SxPwnRhzsDI/AAAAAAAAApk/hNhFhMTTfXE/s320/iblis-dan-miss-prym.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5409932134912864306" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;font-family:arial;" >3. The Devil and Miss Prym</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Seperti biasa, Paulo Coelho membuat novel bertema spiritual. Tapi dibandingkan novel The Alchemist yang pernah saya baca (dan sedikit lupa), Buku The Devil and Miss Prym terasa lebih kelam. </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Novel ini menceritakan tentang seorang gadis desa bernama Chantal Prym yang diberi sebuah tawaran oleh seorang asing yang menginap di desa itu. Tawarannya adalah orang tersebut dapat mengubah hidup Chantal selama-lamanya, tetapi dengan syarat Chantal harus meninggalkan nilai-nilai yang diyakininya. Pergulatan batin ini sangat susah, sebab jika Iblis menang, maka akan berdampak berbahaya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Bagi saya, novel ini sangat <span style="font-style: italic;">thrilling</span>. Meskipun <span style="font-style: italic;">thrilling</span>nya bukan dalam bentuk fisik, tapi dalam bentuk pergolakan jiwa dan sifat-sifat setiap orang. Endingnya put tidak buruk. Hanya saja alurnya mungkin terasa lambat.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:arial;" >4. Cari Angin: Kumpulan Tulisan di Tempo Minggu</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Kumpulan tulisan Putu Setia di Tempo Minggu ini sangat mengasyikkan. Ringan namun kritis. Saya bahkan beberapa kali tersenyum saat membaca sejumlah bab. Bahkan saya yang “tidak peka politik dan hukum”, mampu mencerna segala pesan yang tersirat dalam tulisan-tulisannya.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;font-family:arial;" >“Cari Angin memang ‘kipas-kipas cari angin’. Tidak dengan cara menuliskan obat ‘paten’, tetapi lewat kesaksian kritis dengan nada rendah.</span><br /><span style="font-style: italic;font-family:arial;" >...Cari angin bukan hanya wajah pelakunya, tapi wajah kita.”</span><br /><span style="font-family:arial;">(Cari Angin, Putu Setia)</span><br /><br /><div style="text-align: center;">***<br /></div><br /><span style="font-family:arial;">Setelah membaca buku-buku yang mengasyikkan tersebut, saya jadi tersadar. Mungkin Tuhan “meminjam” De Rahma (Dell Inspiron) saya untuk sekedar mengingatkan bahwa saya terlalu lama meninggalkan buku.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Akhirnya De Rahma telah kembali. Dan saya senang sekali. Tapi saya tidak boleh lupa membaca buku lagi. Semoga.</span><br />_________________________________________________________________<br /><span style="font-style: italic;font-family:arial;font-size:78%;" >sumber gambar: google</span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-47676026071920328232009-11-03T05:53:00.000-08:002009-11-03T06:23:31.248-08:00Equality In-Formality<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2jnq9WqI/AAAAAAAAApc/RfKDgPH5-VU/s1600-h/P1370821.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2jnq9WqI/AAAAAAAAApc/RfKDgPH5-VU/s320/P1370821.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875938789710498" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: arial;">Ah, yang namanya dalam suatu kepanitiaan formal, bahkan yang tingkat nasional sekalipun seperti EQUALITY 2009, pasti selalu ada berbagai aksi "informal" dari setiap pendukung acaranya... :)</span><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2jCN1lKI/AAAAAAAAApU/W-Dcl8SQIA8/s1600-h/1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2jCN1lKI/AAAAAAAAApU/W-Dcl8SQIA8/s320/1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875928735454370" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2i-kgUwI/AAAAAAAAApM/0xuGhF0zyLM/s1600-h/2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2i-kgUwI/AAAAAAAAApM/0xuGhF0zyLM/s320/2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875927756788482" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2iVmYG3I/AAAAAAAAApE/RryFGtty9aI/s1600-h/3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2iVmYG3I/AAAAAAAAApE/RryFGtty9aI/s320/3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875916758784882" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2iIE5frI/AAAAAAAAAo8/VIb21iv_V7w/s1600-h/4.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2iIE5frI/AAAAAAAAAo8/VIb21iv_V7w/s320/4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875913128705714" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2QDiEMfI/AAAAAAAAAo0/t1vo-4FivXQ/s1600-h/5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2QDiEMfI/AAAAAAAAAo0/t1vo-4FivXQ/s320/5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875602671219186" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2PqVsTQI/AAAAAAAAAos/0hVVhOemYjE/s1600-h/6.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2PqVsTQI/AAAAAAAAAos/0hVVhOemYjE/s320/6.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875595908435202" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2PTDtb6I/AAAAAAAAAok/Y_mbRqIa5v8/s1600-h/7.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2PTDtb6I/AAAAAAAAAok/Y_mbRqIa5v8/s320/7.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875589658996642" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2O20QrbI/AAAAAAAAAoc/b6wrYA258MA/s1600-h/8.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2O20QrbI/AAAAAAAAAoc/b6wrYA258MA/s320/8.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875582078004658" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2OsW49ZI/AAAAAAAAAoU/mB8qXKpKC9E/s1600-h/9.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SvA2OsW49ZI/AAAAAAAAAoU/mB8qXKpKC9E/s320/9.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399875579270460818" border="0" /></a>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-12262255738787827072009-11-02T11:05:00.000-08:002009-11-02T11:09:03.364-08:00Twenty Something<span style="font-size:100%;"><span style="font-family: arial;">Ah iya, hari ini saya genap berumur 20 tahun. Ada banyak yang ingin saya ceritakan setelah sekian lama blog ini vakum. Tapi Laptop saya belum selesai diservis. Mohon maaf, ya!</span><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-60781930058325464282009-10-20T03:35:00.000-07:002009-10-21T08:33:50.202-07:00Coba Katakan<blockquote style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > <p style="font-style: italic;"><span style="font-size:100%;">...aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,<br />terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,<br />aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,<br />lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..</span></p><p>(Maliq d'Essentials - Coba Katakan)<br /></p>Hahaha... jarang sekali saya menuliskan lirik lagu di dalam blog saya. Tetapi tak apalah, karena lirik lagu ini akan mengawali tulisan saya mengenai sejumlah lagu Maliq d'Essentials yang saya sukai.<br /><br />***<br /><br />Entah mengapa saat Maliq d'Essentials mendobrak panggung hiburan tanah air dengan peluncuran album pertamanya dengan hit single seperti Terdiam atau The One, saya merasa biasa saja. Nothing special for me. Mungkin yang cukup saya suka adalah Blow My Mind. karena di sini nuansa funk-nya cukup terasa.<br /><br />Di Album kedua (Free Your Mind) saya cukup jatuh hati dengan Heaven. entah mungkin karena musiknya yang cukup soulful buat saya. Apalagi saat berada di bait:<br /><br /><span style="font-style: italic;">Jika Memang Adanya</span><br /><span style="font-style: italic;">aku dan Kamu</span><br /><span style="font-style: italic;">Kita Bahagia</span><br /><span style="font-style: italic;">Jadikanlah Cerita </span><br /><span style="font-style: italic;">Kita Berdua</span><br /><span style="font-style: italic;">Untuk Selamanya</span><br /><span style="font-style: italic;">Oh</span><br /><br />Di album Free Your Mind Repackage, saya dibuat tergila-gila degan lagu Dia, yang sekaligus menjadi soundtrack film Claudia/Jasmine.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Dia... melihatku apa adanya... seakan ku sempurna.</span><br /><br />Selain musiknya yang santai, lirik yang mantab, saya juga dimanja dengan video clipnya yang -entah mengapa- saya suka. Sampai-sampai saya mendownload videonya di Youtube. Fuh...<br /><br />Ramadhan tahun lalu saya dibuat kaget. Saat seluruh radio dipenuhi dengan lagu-lagu religi-latah-sama-Gigi, tiba-tiba saya disejukkan dengan sebuah lagu religi yang sangat universal (dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk non-muslim). Yang liriknya berbunyi:<br /><br /><span style="font-style: italic;">Buka mata, hati telinga</span><br /><span style="font-style: italic;">Sesungguhnya, masih ada yang lebih penting</span><br /><span style="font-style: italic;">dari sekedar kata cinta...</span><br /><br />Sangat universal bukan? Lagu itu langsung saya search di google dengan mengetikkan bait tersebut. Ternyata itu single religinya Maliq d'Essentials yang berjudul Mata Hati Telinga. Maaf sekali Ungu, tapi single religi kalian sangat tidak ada apa-apanya...<br /><br />Lantas keluarlah album Mata Hati Telinga. Saya punya satu albumnya. Soal aseli atau bajakan, Rahasia, ya! hehehe...<br /><br />'Pilihanku', menjadi lagu yang -menurut saya- sangat fun. Meskipun romantis, tetapi dipengaruhi oleh video klipnya yang fun, saya jadi merasa lagu ini sangat fun (and cool)!<br /><br /><span style="font-style: italic;">Maukah kau 'tuk menjadi pilihanku</span><br /><span style="font-style: italic;">Menjadi yang terakhir dalam hidupku</span><br /><br />***<br /><br />Ah lagu-lagu Maliq d 'Essentials tanpa terasa telah menjadi soundtrack hidup saya. Saya orangnya memang sok nge-jazz, sok nge-soul, dan sok nge-blues. tapi yang membuat saya jatuh hati dengan band ini bukan masalah itu. Entah mengapa lirik setiap lagunya sangat mengiringi kehidupan saya. Termasuk lagu Coba Katakan yang saya dengar di radio beberapa hari yang lalu.<br /><br />Lagu Coba Katakan sendiri menurut saya menjadi sebuah lagu sedih, yang sama sekali tak terdengar sedih. Jangan samakan lagu sejumlah band "tertentu" yang cengeng. Atau bahkan sejumlah band yang lagunya tidak sedih tapi sukses membuat saya menangis tak tahan. Hehehe...<br /><br />Saya mengakui lagu-lagu Maliq sangat menjadi soundtrack hidup saya bahkan membantu dalam proses pendewasaan saya. Saya bukan fans berat Maliq d'Essentials. Tetapi saya adalah orang yang tidak sabar menunggu karya-karya mereka...<br /><br />***<br /><span style="font-size:78%;">Aduh, tiba-tiba saya ingin:<br />Jalan-jalan.<br />Menulis Blog.<br />Membuat karya.<br />Jalan-jalan.<br />Menulis Blog.<br />Saya ingin keluar dari rutinitas!<br /><br />Ada yang mau jalan-jalan?</span><br /><br /></blockquote>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-49118572443361007702009-10-02T09:30:00.000-07:002009-10-02T09:41:11.559-07:00Poster Batik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SsYrEhh_a_I/AAAAAAAAAoM/V6S84X_V1uY/s1600-h/Batik+-+Convert.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 226px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SsYrEhh_a_I/AAAAAAAAAoM/V6S84X_V1uY/s320/Batik+-+Convert.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5388041360915786738" border="0" /></a><br />Entah mengapa hari ini saya terbangun begitu semangat. Membuat poster tentang batik dengan waktu yang cukup cepat, karena konsepnya sudah ada di kepala.<br /><br />Saat mengeprint di Graphico saya melihat para karyawan mengenakan batik semua. Saat mengendarai sepeda motor pun segerombolan pelajar SMP menggunakan berbaai corak batik.<br /><br />Tiba di kapus apalagi. Batik di mana-mana. Saya senang bisa turut mengenakan batik juga. Apalagi ketika saya diizinkan oleh bos Iqbal untuk memasang poster buatan saya untuk dipasang di Pendulum (Mading EQUILIBRIUM).<br /><br />Indonesia sedang merayakan sebuah kemenangan. Sekaligus sedang bersimpati atas musibah Saudara-saudara kita di Sumatera Barat. Semoga korban musibah gempa Sumatera Barat diberi ketabahan dalam melalui segala cobaan yang telah terjadi. Amin.Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-15487421133350592382009-09-07T18:59:00.000-07:002009-09-07T19:21:07.045-07:00Sumba in Lost<div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW7AreL4QI/AAAAAAAAAoE/oI9U-I9l-Jo/s1600-h/Untitled-1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW7AreL4QI/AAAAAAAAAoE/oI9U-I9l-Jo/s320/Untitled-1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910950307651842" border="0" /></a><span style=";font-family:arial;font-size:78%;" >Pulau Sumba versi "Lost"</span></span><br /></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Saat ini saya sedang tergila-gila dengan serial tv Lost. Dan akhirnya saya kemarin telah sampai di episode akhir season 4. Dan ternyata di situ nama Indonesia disebut-sebut.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Jadi ceritanya, setelah berjuang selama 100 hari di sabuah pulau terpencil di samudra pasifik, enam orang <span style="font-style: italic;">survivors</span> dari Ocean Flight 815 akhirnya berhasil mendapat pertolongan. Tapi karena satu dan lain hal yang cukup <span style="font-style: italic;">complicated</span>, mereka sepakat membuat suatu kebohongan. Mereka pun memanipulasi seolah-olah selama ini mereka terdampar di pulau Membata yang tak berpenghuni dan berhasil menuju ke pulau Sumba, Indonesia. Tepatnya di desa Manukangga.</span><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW7ACVYqeI/AAAAAAAAAn8/AFMu6O2UHq4/s1600-h/Untitled-10.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 200px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW7ACVYqeI/AAAAAAAAAn8/AFMu6O2UHq4/s320/Untitled-10.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910939264887266" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Peta saat konferensi pers</span></span></span><br /></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Sementara detik-detik saat mereka tiba di desa Manukangga, Sumba, dapat dilihat dari potongan-potongan film berikut:</span><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6_iMPjDI/AAAAAAAAAn0/j4CH0UkXZNk/s1600-h/Untitled-2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6_iMPjDI/AAAAAAAAAn0/j4CH0UkXZNk/s320/Untitled-2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910930636606514" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Anak Sumba versi "Lost"</span></span></span><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6pBjD3MI/AAAAAAAAAns/BNS2m9T_-0s/s1600-h/Untitled-3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6pBjD3MI/AAAAAAAAAns/BNS2m9T_-0s/s320/Untitled-3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910543916817602" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Nelayan Sumba versi "Lost"</span></span></span><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6onziHaI/AAAAAAAAAnk/ExovN7pkJxM/s1600-h/Untitled-4.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6onziHaI/AAAAAAAAAnk/ExovN7pkJxM/s320/Untitled-4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910537006587298" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Suasana desa Manukangga versi "Lost"</span></span></span><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6oa3mMtI/AAAAAAAAAnc/VfA28oxO26M/s1600-h/Untitled-5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6oa3mMtI/AAAAAAAAAnc/VfA28oxO26M/s320/Untitled-5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910533533971154" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Penduduk berlarian </span></span></span><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6n_3A4FI/AAAAAAAAAnU/qyG_4t2Ra8s/s1600-h/Untitled-6.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6n_3A4FI/AAAAAAAAAnU/qyG_4t2Ra8s/s320/Untitled-6.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910526283767890" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Menyelamatkan The Survivors</span></span></span><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6npN8G3I/AAAAAAAAAnM/Dc-KvgeIEyY/s1600-h/Untitled-7.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SqW6npN8G3I/AAAAAAAAAnM/Dc-KvgeIEyY/s320/Untitled-7.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378910520205908850" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Oceanic Six Survivors (dari kiri): Jack Shepard, Hurley 'Hugo' Reyes, Kate Austen (+Aaron), Sun Kwon, dan Sayyid Jarrah.</span></span></span><br /></div><span style="font-size:100%;"><br /><span style="font-family:arial;">Saya sendiri cukup ragu apakah pengambilan gambar dilakukan di desa Manukangga di Pulau Sumba atau hanya settingan saja. Penduduknya pun terlihat kurang “Indonesia”. Tapi sesaat terdengar beberapa kata yang tidak asing di telinga saya, seperti “Cepat Kemari” dengan logat huruf ‘e’ pada ‘enak’. Sisanya hanya kata-kata yang tidak begitu jelas. </span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Saya sendiri belum pernah ke Sumba. Apakah mungkin orang-orangnya seperti yang saya lihat dan berlogat sama di Serial Lost. Sementara itu Pulau Membata sendiri katanya hanya pulau fiktif dalam serial Lost. Tidak benar-benar ada di Indonesia.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Terlepas dari itu, asyik juga mendengar Indonesia diseret-seret di serial favorit saya. Saya jadi punya impian baru. Saya ingin sekali pergi ke desa Manukangga di pulau Sumba. Bukan karena keindahan alamnya, bukan juga karena ketertarikan budaya. Tetepi alasan utama adalah karena daerah ini pernah-diseret-seret dalam serial tv Lost. Itu saja! Hehehe...</span><br />___________________________________________________________________<br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-family:arial;">Sekedar informasi, katanya film Eat, Pray, and Love (yang diangkat dari buku berjudul sama) akan melakukan proses syuting di Bali dan akan tayang pada 2010 nanti. Pemerannya antara lain Julia Roberts dan Brad Pitt.<br /><br />Gambar-gambar dari postingan ini hak cipta ABC.<br /></span></span></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-30797217925422802522009-08-30T22:14:00.000-07:002009-08-30T22:50:02.236-07:00Kotakmusik Coklat<span style="font-family:arial;">Entah mengapa saya hanya ingin memasukkan list 5 lagu yang sedang sering saya dengarkan minggu ini:</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">1. James Morrison - You Give Me Something</span></span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptgh-5IX6I/AAAAAAAAAl8/ADv5TSI_ZSg/s1600-h/album-undiscovered.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 320px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptgh-5IX6I/AAAAAAAAAl8/ADv5TSI_ZSg/s320/album-undiscovered.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375996717131390882" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">2. Adele - Chasing Pavements</span></span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptghcc3ruI/AAAAAAAAAl0/ohQMakNzO40/s1600-h/Adele_-_Chasing_Pavements.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptghcc3ruI/AAAAAAAAAl0/ohQMakNzO40/s320/Adele_-_Chasing_Pavements.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375996707886051042" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">3. Jamie Cullum - Everlasting Love</span></span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SptghOTmYZI/AAAAAAAAAls/loQvnoXY6SM/s1600-h/Jamie-Cullum-Everlasting-Love-306351.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SptghOTmYZI/AAAAAAAAAls/loQvnoXY6SM/s320/Jamie-Cullum-Everlasting-Love-306351.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375996704089072018" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">4. Sara Bareilles - Love Song</span></span><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptgg_zO6aI/AAAAAAAAAlk/v8eXnGUaFeI/s1600-h/51XxjyCyPVL._SL500_AA240_.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sptgg_zO6aI/AAAAAAAAAlk/v8eXnGUaFeI/s320/51XxjyCyPVL._SL500_AA240_.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375996700195219874" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">5. Michael Jackson (ft. Siedah Garrett) - I Just Can't Stop Loving You</span></span><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SptggQlRzNI/AAAAAAAAAlc/EBexMibWsz0/s1600-h/41DZuEpBAIL._SL500_AA280_.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 280px; height: 280px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SptggQlRzNI/AAAAAAAAAlc/EBexMibWsz0/s320/41DZuEpBAIL._SL500_AA280_.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375996687520222418" border="0" /></a><br /><span style="font-family:arial;">Bukan resensi? bukan! ini hanya list saja. Karena saya tidak terlalu bisa mereview musik atau lagu. Tapi kalau kamu mau mencoba mendengarkan lagu-lagu di list kotak musik saya, silakan! atau jangan-jangan kamu sudah mendengar semuanya? karena ini semua memang bukan lagu baru...</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Konon, musik mampu menggambarkan suasana hati seseorang. Ada yang mau menebak suasana hati saya? hehehe,,,<br /><br />____________________________________________________________________________<br /><span style="font-size:78%;">Image resource:<br />images.uulyrics.com/<br />ecx.images-amazon.com/<br />wikimedia.org/<br />991.com<br /></span><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-37878270322451579422009-08-24T18:36:00.000-07:002009-08-24T18:46:14.909-07:00Love in Laweyan<span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAyCev-AI/AAAAAAAAAlU/qoUBLCNWJDA/s1600-h/COVER.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAyCev-AI/AAAAAAAAAlU/qoUBLCNWJDA/s400/COVER.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373710008786614274" border="0" /></a><br /><span style="font-family: arial;">Kemarin saya diundang mbak Dini untuk mengikuti lomba Rally Foto di Laweyan. Saya ke sana bersama beberapa teman saya, seperti Mas Saiqa, Kinkin, Dzulfan, Mega, Mbak Indah, plus Pras dan Mbak Sani. </span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tapi saat mengikuti lomba nyali saya langsung ciut. Saya bertemu dengan banyak orang dengan kamera-kamera pro-nya. Malahan salah satu di antara mereka ada yang membawa kamera engkol. Setelah dibagi menjadi beberapa kelompok, saya dan Mas Saiqa bergabung bersama tiga teman baru yang ketiganya anak-anak unit fotografi UGM (UFO).</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Kami diberi sebuah peta kampung Laweyan, dan harus mencari tiga titik foto yang telah ditentukan melalui kata sandi. Akhirnya kami menemukan tiga titik foto, yaitu bapak yang sedang membatik di salah satu lorong Laweyan, Langgar Merdeka, dan Tugu Laweyan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Karena merasa tidak percaya diri untuk mengumpulkan foto, saya dan Mas Saiqa sepakat untuk tidak mengumpulkan foto. Kinkin juga tidak mengumpulkan foto dengan alasan yang lebih aneh lagi, dia tidak memotret karena pada setiap titik foto yang dia kunjungi tidak menarik untuk difoto, fuh...</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ya sudah, ini akhirnya saya pajang di sini saja foto yang saya ambil. Dengan catatan foto sebelunya lebih buruk lagi karena saat dipajang di blog ini foto-foto ini sudah mengalami proses cropping:</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAxrGdjxI/AAAAAAAAAlM/Endqum0NrHQ/s1600-h/P13701652.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAxrGdjxI/AAAAAAAAAlM/Endqum0NrHQ/s400/P13701652.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373710002510728978" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAxIw83JI/AAAAAAAAAlE/IhO4ndkP2Zk/s1600-h/P13701822.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAxIw83JI/AAAAAAAAAlE/IhO4ndkP2Zk/s400/P13701822.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709993293700242" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAmnjUFZI/AAAAAAAAAk8/-NFHd7xWM6E/s1600-h/P1370188.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAmnjUFZI/AAAAAAAAAk8/-NFHd7xWM6E/s400/P1370188.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709812579440018" border="0" /></a><br /></span><div style="text-align: center; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">***<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: arial;"><br />Sisa waktu setelah Rally Foto saya habiskan bersama Mas Saiqa, Kinkin, Dzulfan, dan Mega untuk menjelajahi lorong-lorong Laweyan. Bolehlah galeri ini saya beri nama <span style="font-style: italic;">Love in Laweyan</span>!</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAmFNyxZI/AAAAAAAAAk0/TShqLZHDmrE/s1600-h/P1370211.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAmFNyxZI/AAAAAAAAAk0/TShqLZHDmrE/s400/P1370211.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709803362370962" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAlfTt9VI/AAAAAAAAAks/gzihyhsH2r8/s1600-h/P1370209.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAlfTt9VI/AAAAAAAAAks/gzihyhsH2r8/s400/P1370209.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709793186674002" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAlLE1mQI/AAAAAAAAAkk/DhpTekDqhQE/s1600-h/P1370225.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAlLE1mQI/AAAAAAAAAkk/DhpTekDqhQE/s400/P1370225.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709787755550978" border="0" /></a><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAkmooZvI/AAAAAAAAAkc/W4zJrrDkVeQ/s1600-h/P1370227.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SpNAkmooZvI/AAAAAAAAAkc/W4zJrrDkVeQ/s400/P1370227.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373709777973569266" border="0" /></a><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Dua cewe tiga cowo,</span><br /><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Dengan dua pasangan membojo,</span><br /><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Dan satu orang menjomblo,</span><br /><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Terpaksa dia yang memfoto...</span><br /><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Oh, no!</span><br /><span style="font-family: arial; font-style: italic;">Si Jomblo tiba-tiba ingin membojo...</span><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: arial;"><br />***</span></span><br /><br /></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: arial;">Semua pengambilan gambar Love in Laweyan diambil saat bulan Ramadhan, jadi jangan ditiru, ya! Hehehe...<br /><br /></span><span style="font-family: arial;">Sorenya kami berbuka puasa dengan melakukan petualangan kuliner. Jus buah di daerah laweyan, susu segar ShiJack, dan bestik Lidah dekat Matahari Singosaren membuat perut kami serasa mau meletus. Laporannya bisa dilihat di blognya <a href="http://saiqailhamakbar.wordpress.com/2009/08/24/jangan-buka-puasa-dengan-jus-jambu-dan-susu-jahe-sekaligus/">Saiqa</a>.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Maaf kalau postingan ini tulisannya kurang menggigit! hehehe...</span><br /><br /></span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-85907322788004377162009-08-03T19:20:00.000-07:002009-08-03T19:38:59.128-07:00Lost: Sempu Experience<p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecjBjkkTI/AAAAAAAAAkM/wx9ZYYGqhUg/s1600-h/0.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecjBjkkTI/AAAAAAAAAkM/wx9ZYYGqhUg/s400/0.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929606562222386" /></a></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Photo: Jo & Navan</span></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Text & Editing: Navan</span></span></p><p><span style="font-family:arial;">___________________________________________________________________________</span></p><p><span style="font-family:arial;">LOST itu sebenarnya merupakan serial TV yang sudah tayang sejak 2004. Tapi baru sekarang saya menyaksikan season 1-nya. Dan saya langsung dibuat tergila-gila sama serial TV yang satu ini.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">LOST menceritakan tentang jatuhnya sebuah pesawat di sebuah pulau di lautan pasifik, dan sejumlah orang yang selamat dari kecelakaan tersebut mau tidak mau harus berusaha bertahan hidup di pulau tersebut. Mereka yang selamat, yang memiliki latar belakang dan masa lalu yang berbeda, perlahan saling mengenal satu sama lain. Mereka harus survive secara bersama-sama untuk menghadapi pulau yang penuh misteri. Dan saat satu per satu misteri mulai terkuak, mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka saling terkait, dan terdamparnya mereka di pulau ini bukanlah suatu kebetulan!</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Melihat serial ini jadi mengingatkan saya dua minggu lalu. Saat saya dan beberapa teman saya melakukan perjalanan ke pulau Sempu. Dan entah mengapa saya jadi terinspirasi untuk menulis postingan ini seolah-olah semacam spin-off nggak penting dari serial LOST, hehehe...</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p align="center"><span style="font-family:arial;">***</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecixiQ6xI/AAAAAAAAAkE/Yg1zdX1VSIQ/s1600-h/2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecixiQ6xI/AAAAAAAAAkE/Yg1zdX1VSIQ/s400/2.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929602261773074" /></a></p><p align="center"><span style="font-size:78%;">The Casts of Lost: Sempu Experience. Gina, Zulfan, Pras, D.A, Jo, Navan</span></p><p><span style="font-family:arial;">The Characters:</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Pras – The Keeper: Berbekal sejumlah pengalaman seperti mendaki Gunung Lawu, serta menjadi salah satu yang dituakan dalam kelompok ini, menjadikan Pras merasa paling bertanggung jawab dalam ekspedisi ini. Sesekali ia berada di depan untuk membuka jalan, atau berada di belakang untuk menjaga anggota lainnya.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Jo – The Photographer: Menemani Pras sebagai salah satu yang dituakan dalam rombongan ini. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Produksi dalam BPPM Equilibrium. Ditemani dengan kamera pro miliknya, maka dia pun menjadi fotografer dalam kelompok ini. Suka memotret model, sehingga dalam ekspedisi ini pun ia melakukannya dengan Zulfan dan Gina sebagai modelnya.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Zulfan – The Clown: Melakukan perjalanan ke sempu telah menjadi obsesinya dalam beberapa minggu sebelumnya. Maka di sempu ini ia berusaha menikmatinya senyaman mungkin. Tingkah lakunya yang menyenangkan menjadi hiburan di tengah kebosanan. Mulai menjadi model fotografinya Jo, hingga mengajak tidur bersama di Pantai Sepanjang.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">D.A – The Chef: Selama di Jogja ia menginap di rumah tantenya dan sering membantu memasak. Saat student exchange di Singapura pun ia terkadang memasak sendiri. Sehingga di kelompok ini ia mampu melaksanakan amanah sembagai kepala juru masak. Padahal masakannya cuma mie-nasi-sarden.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Gina – The Assistant: Sepupu Jo. Sekalipun menjadi anggota yang paling baru dikenal, namun ia dapat melakukan berbagai hal. Membantu D.A dalam urusan masak memasak, cukup kuat membawa carrier saat melakukan perjalanan, hingga menjadi model fotografinya Jo!</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Navan – The Writer: Barang bawaan paling sedikit, tidak membawa barang-barang kelompok, cepat lelah saat melakukan trekking, dan tidak bisa memasak. Entahlah, yang bisa dia lakukan cuma menulis catatan perjalanan ini, hehehe...</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p align="center"><span style="font-family:arial;">***</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snecijx4vzI/AAAAAAAAAj8/l0xLr5i47Mk/s1600-h/3.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snecijx4vzI/AAAAAAAAAj8/l0xLr5i47Mk/s400/3.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929598569201458" /></a></p><p><span style="font-family:arial;">Perjalanan menuju ke Malang tidak semulus yang dibayangkan. Kereta Gaya Baru dari Jogja ke Surabaya sempat mengalami mogok. Melakukan tawar menawar untuk menyewa mobil pun cukup alot. Hingga akhirnya kami baru tiba di Pantai SendangBiru pada saat senja. Kabar baiknya, kami tidak usah membayar tiket masuk Pantai SendangBiru. Sedangkan kabar buruknya lebih banyak lagi...</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Kami menyewa kapal dari dari seorang nelayan bernama Bu Mamik. Tapi sebelumnya kami harus izin ke pihak pengelola kawasan cagar alam pulau Sempu. Setelahnya kami pun bisa melakukan penyeberangan ke Pulau Sempu.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Rintangan bahkan mulai muncul sejak kami baru memulai perjalanan. Saat mau menaiki perahu, kami harus berhati-hati terhadap ubur-ubur yang sengatnya bisa membuat lumpuh. Perjalanan dalam perahu menjadi sedikit menegangkan. Selain kami berlima ada sepasang suami isteri muda. Begitu tiba di Teluk Semut pun matahari telah terbenam. Suami isteri muda yang bersama kami segera memasuki hutan yang gelap. Sementara kami berlima membangun tenda. Bulan purnama sedikit membulat. Pulau Sempu saat malam hari memang mistis.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Belum selesai memasang tenda, sepasang suami isteri tadi kembali muncul dari hutan. Mereka bilang kalau memasang tenda di Teluk Semut, air laut bakal pasang dan kami bakal tenggelam. Waks! Segera saja kami membereskan tenda dan segera ikut masuk ke dalam hutan.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Tujuan kami adalah mencapai Segara Anakan. Dan melakukan trekking malam hari adalah hal yang membuat kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kami harus menyalakan senter agar tidak tersesat. Kalau tersesat bisa sangat bermasalah. Akar-akar pepohonan membuat kami berkali-kali tersandung. Untung sang suami sebelumnya pernah ke Pulau ini, sehingga ia bisa memandu kami.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Setelah tersandung-sandung selama tiga jam, akhirnya kami tiba di Segara Anakan. Di sini kami pun segera memasang tenda dan segera melepas lelah di bawah terangnya bulan purnama. Malam pembuka yang sangat berkesan...</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p align="center"><span style="font-family:arial;">***</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Matahari terbit dengan terhalang bebatuan karang yang mengelilingi Segara Anakan. Dan semakin tinggi matahari, semakin jelas keindahan Segara Anakan. Airnya sedikit berwarna hijau dari kejauhan, namun sangat bening jika dilihat dari dekat. Karena segara anakan merupakan danau dengan bocoran air laut, maka air di Segara Anakan sangat tenang, namun asin seperti air laut. Terlihat pula lubang masuk air laut dengan sesekali semburan ombak masuk di dalamnya.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">Pagi itu hampir kami habiskan untuk bersenang-senang. Berenang, mengambil gambar, atau naik ke atas karang untuk melihat laut lepas. Katanya kalau sore hari air di Segara Anakan akan menyusut dan kita bisa mendekat ke arah goa.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecHHlK6CI/AAAAAAAAAj0/2NQCN2q6Fuo/s1600-h/4.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecHHlK6CI/AAAAAAAAAj0/2NQCN2q6Fuo/s400/4.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929127143204898" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecGR5Y2wI/AAAAAAAAAjs/H7-reaScgi8/s1600-h/41.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecGR5Y2wI/AAAAAAAAAjs/H7-reaScgi8/s400/41.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929112732490498" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFzX-JII/AAAAAAAAAjk/_htxk0WtTtQ/s1600-h/5.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFzX-JII/AAAAAAAAAjk/_htxk0WtTtQ/s400/5.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929104539264130" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFUgWKFI/AAAAAAAAAjc/RGHDbUizymQ/s1600-h/6.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFUgWKFI/AAAAAAAAAjc/RGHDbUizymQ/s400/6.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929096252893266" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFevBbPI/AAAAAAAAAjU/hTNdti_xSTY/s1600-h/7.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnecFevBbPI/AAAAAAAAAjU/hTNdti_xSTY/s400/7.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365929098998803698" /></a><p><span style="font-family:arial;">Siangnya kami mencoba mencari jalan untuk menuju ke pantai kembar. Saat itu kami mencoba untuk mendaki bukit yang membatasi Segara Anakan dan Pantai Kembar. Dengan kemiringan yang cukup curam, mau tidak mau sesekali kami hharus berpegangan pada tumbuhan dan menahan diri untuk tidak jatuh.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Setelah bersusah payah mencapai Pantai Kembar, kami baru menyadari bahwa ternyata ada sebuah ruas jalan setapak yang menghubungkan Segara Anakan, Pantai Kembar, dan Pantai Sepanjang. Hargh, kami gondok.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Pantai sepanjang menjadi pantai terbaik yang kami kunjungi di Pulau Sempu. Selain areanya yang cukup panjang, kita dapat melihat berbagai batu karang yang sangat memanjakan mata. Saat sampai di Pantai Sepanjang pada pukul satu siang, Zulfan mengajak kami untuk tidur bersama di bawah pohon.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SneblXAGbbI/AAAAAAAAAjE/__6Mg2KzWLU/s1600-h/90.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SneblXAGbbI/AAAAAAAAAjE/__6Mg2KzWLU/s400/90.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365928547167137202" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SneblLImjbI/AAAAAAAAAi8/iXkKV9njj9w/s1600-h/91.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SneblLImjbI/AAAAAAAAAi8/iXkKV9njj9w/s400/91.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365928543981571506" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snebk3F_rsI/AAAAAAAAAi0/D24Lua0y47E/s1600-h/92.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snebk3F_rsI/AAAAAAAAAi0/D24Lua0y47E/s400/92.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365928538601926338" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snebk6cbnkI/AAAAAAAAAis/qwd-2imbV6A/s1600-h/93.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Snebk6cbnkI/AAAAAAAAAis/qwd-2imbV6A/s400/93.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365928539501338178" /></a><span style="font-family:arial;"></span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p align="left"><span style="font-family:arial;">Begitu kami kembali ke Segara Anakan saat senja, daerah tersebut jauh lebih ramai dari kemarin malam. Maklum saja malam itu malam minggu. Dan kami pun sangat menikmati malam minggu di bawah bulan purnama sambil mengobrol satu sama lain hingga bermain tebak-tebakan.</span><span style="font-family:arial;"></span></p><p align="center"><span style="font-family:arial;">***</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Kesokan harinya kami pun bersiap pulang. Dan dalam perjalanan kami baru menyadari bahwa jalan yang kami tempuh selama tiga jam dan tersandung-sandung pada saat trekking malam ternyata jalan yang cukup lebar dan jelas. Dan dari Segara Anakan ke Teluk Semut ternyata hanya cukup menghabiskan satu jam saja!</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Pulangnya, kami menuju Terminal Arjosari bersama mobil sewaan saat berangkat. Nama sopirnya adalah Pak Kholik. Beliau sangat baik, bahkan kami sempat diajak ke rumahnya dan menyantap masakan isterinya. Saat mencari oleh-oleh pun kami diajak menuju sentra oleh-oleh keripik buah di daerah Sanan, Malang.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Satu hal yang cukup berkesan di Sempu adalah, saya sempat berbicara dengan suami dan istri yang telah baik hati memandu kami pada saat trekking malam. Mereka berdua bernama Kak Ijul dan Kak Eka. Saya sempat mengobrol dengan kak Eka. Saat kuliah dia mengaku suka menjadi penikmat alam. Saat kami mengobrol soal tempat-tempat menarik dan saya memberitahu kalau saya dari Jember, dia malah berkata kalau di jember banyak tempat yang jauh lebih menarik, seperti Pulau Nusa Barong dan Taman Nasional Meru Betiri.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;">Saat saya mengobrol dengan salah seorang pengunjung Sempu bernama Mas Zaki, dia juga mengatakan hal yang sama seperti mbak Eka. Bahkan dia pernah melakukan trekking di Pulau Nusa barong yang menghabiskan waktu satu minggu.</span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p><span style="font-family:arial;"><span style="color:#ff0000;">What!? Jauh-jauh saya pergi ke Sempu, dan di sini saya malah bertemu dua orang yang mengatakan kalau Jember punya sejumlah tempat yang lebih menarik? Sebagai orang Jember yang tidak terlalu tahu Jember, saya jadi sangat malu...</span></span><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;"><br /></span></p><p align="center"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SneblnqLoAI/AAAAAAAAAjM/DKUfPtsAOFI/s400/8.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365928551638605826" /><span style="font-family:arial;">***</span></p><p><span style="font-family:arial;">Kembali ke LOST, ternyata cerita Sempu ini jadi nggak bisa disambungin banget sama LOST! Hehehe... yasuda, lah! Saya mau nonton lagi yang season 2, sambil menunggu dua tokoh LOST favorit saya bernama Hugo dan Sun...</span><br /><br /><br /></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-47079472071226133012009-07-29T08:52:00.000-07:002009-08-03T19:46:57.132-07:00Bali Travel Report 2009<p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnByT8yu4gI/AAAAAAAAAhU/n_UTyeYyvoU/s1600-h/Banner.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/SnByT8yu4gI/AAAAAAAAAhU/n_UTyeYyvoU/s400/Banner.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363912843260256770" border="0" /></a><br /></p><p>Kalau dipikir, saya kemarin sungguh beruntung. Saya mendapat kesempatan mengunjungi Pulau Bali selama 6 hari. Ini semua berawal dari kakak saya, Mas Ayos, yang melakukan kerja praktek di daerah Sayan, Ubud. Keberuntungan saya semakin bertambah ketika ia mendapatkan kos di dekat tempat kerjanya, sehingga saya bisa menggunakan sepeda motor yang mempermudah saya mengeksplor Bali.</p><p>Dari enam hari tersebut, saya berusaha menjangkau sejumlah tempat yang mungkin dan ingin saya jangkau. Syukurlah, sejumlah tempat berhasil saya datangi. Dari sana saya mendapatkan berbagai cerita yang telah saya share melalui kotakcoklat89 ini.<br /></p><p>Pengalaman saya secara runtut saya tulis dalam paket Bali Travel Report 2009 ini. Adapaun isinya adalah sebagai berikut:<br /></p><p>• Hari 1: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/kembali-ke-bali.html">Kembali ke Bali</a><br />• Hari 2: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/text-and-photo-nafan-satriaji-di-hari.html">Sudut Sudut Ubud</a><br />• Hari 3: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/batur-bertutur.html">Batur Bertutur</a><br />• Hari 3: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/anti-boring-di-tampaksiring.html">Anti Boring di Tampaksiring</a><br />• Hari 4: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/satu-waktu-di-uluwatu.html">Satu Waktu di Uluwatu</a><br />• Hari 5: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/gajah-punya-goa-monyet-punya-hutan.html">Gajah Punya Goa, Monyet Punya Hutan</a><br />• Hari 5: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/berburu-senja-di-tanah-lot.html">Berburu Senja Di Tanah Lot</a><br />• Hari 6: <a href="http://kotakcoklat89.blogspot.com/2009/07/last-day-in-wrong-way.html">The Last Day in A Wrong Way</a><br /></p><p>Saya berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman. Jika dalam tulisan saya terdapat kesalahan, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Sangat terbuka terhadap saran dan kritik teman-teman.<br /></p><p>Terima kasih,<br />Kotakcoklat89.blogspot.com<br /><br /></p>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-4204829818967757624.post-55123082746293497062009-07-27T09:25:00.000-07:002009-08-03T19:46:43.223-07:00The Last Day in A Wrong Way<a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YQYz260I/AAAAAAAAAhM/tP83zvHLiT0/s1600-h/P1360624.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YQYz260I/AAAAAAAAAhM/tP83zvHLiT0/s400/P1360624.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180507317594946" border="0" /></a><span style="font-size:78%;"><span style="font-family:arial;">Text and Photo: Navan Satriaji</span></span><br /><span style="font-family:arial;">____________________________________________________________________</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Saya marah sama kakak saya. Dia telah membuat postingan baru di blognya. Dengan tampilan foto yang lebih ciamik, pula. Saya malas kalau nantinya ada <span style="font-style: italic;">double posting</span>, jadinya postingan kali ini saya buat sederhana saja, yang nantinya akan saya tambahi link yang terkait dengan blog kakak saya, okeh? (sebenarnya ini hanya alasan saya yang sedang jenuh membuat postingan tentang Bali. Oportunis sekali! Hehehe...)<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Ini hari keenam di Bali dan ini menjadi hari terakhir saya sebagai kesempatan menjelajahi Bali. Ada satu tempat yang masih membuat saya penasaran untuk mengunjunginya. Tempat itu tak lain dan tak bukan adalah Bedugul. Ah, saya begitu ngidam lihat pura yang ada di tengah danau yang biasa ada di majalah atau internet. Dan saya seharusnya bisa melihatnya di Bedugul.</span><br /><span style="font-family:arial;">Ok, saya dan kakak saya telah sepakat, tujuan kami kali ini adalah Bedugul. Dengan keyakinan bahwa Bedugul berada di sebelah utara Ubud dan belok ke Barat sedikit, kami pun segera berangkat. Dan tidak membawa peta adalah kesalahan fatal yang nantinya akan mempengaruhi perjalanan kami...</span><br /><span style="font-family:arial;"><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:arial;">***</span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">Sepanjang perjalanan ke arah utara saya berharap melihat papan jalan yang menunjuk ke arah barat dan bertuliskan Bedugul. Tapi ternyata tanda tersebut tak kunjung muncul dan kami tahu-tahu telah sampai di Kintamani. Waks! Itu berarti beberapa puluh kilometer di timur Bedugul.<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Nyasar? Ya! Nyesel? Nggak. Kakak saya langsung mengusulkan untuk menikmati kopi sejenak di Kintamani. Asal tahu saja, kami mengincar kopi Kintamani yang katanya rasanya cukup khas itu. Saya baru sadar, warung kopi adalah singgahan wajib kalau kita berjalan-jalan. Selain menikmati kopi Kintamani, dari warung kopi tersebut kami sempat mengobrol dengan penduduk setempat, dan kami banyak mendapatkan informasi yang tidak penting tapi mengasyikkan. Mulai dari asal usul kota kintamani yang berasal dari “cinta money” (wakakak!), informasi pemukiman jawa-madura, hingga anjing Kintamani yang ekornya sangat khas. </span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YP7G18_I/AAAAAAAAAhE/izK_MyVTnCU/s1600-h/P1360538.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YP7G18_I/AAAAAAAAAhE/izK_MyVTnCU/s400/P1360538.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180499344159730" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Kopi Kintamani seribu rupiah.</span><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPgcTD9I/AAAAAAAAAg8/STVHcv7GJ6A/s1600-h/P1360607.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPgcTD9I/AAAAAAAAAg8/STVHcv7GJ6A/s400/P1360607.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180492186390482" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-family:arial;font-size:78%;" >Anjing Kintamani</span><br /></div><br /><span style="font-family:arial;">Di Kintamani kami sempat berhenti di salah satu masjid. Namanya masjid Al Muhajirin. Masjid tersebut memiliki keunikan tersendiri, karena diapit oleh perkampungan jawa dan madura. Saat tiba di sana, kakak saya ingin buang air kecil. Tapi apa daya pintu masjidnya terkunci. Akhirnya setelah berkenalan dengan salah seorang penduduk, kakak saya turun menuju perkampungan Madura untuk buang air sekaligus mengorek informasi soal perkampungan tersebut.<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Bagaimana dengan saya? Sambil menunggu kakak saya, saya diizinkan untuk masuk masjid Al Muhajirin yang terkunci dengan cara melompati pagar. Saat masuk ke dalamnya, wow, nampak sederhana, tapi ruang di belakang yang menghadap timur terpasang jendela lebar yang bisa melihat pemandangan danau dan gunung Batur. Masjid yang sederhana namun sangat asyik. Kalau masjidnya seperti ini, saya pasti langsung jadi lebih rajin beribadah, hehehe...</span><br /><br /><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPYdx0bI/AAAAAAAAAg0/1QPrn8mu6KY/s1600-h/P1360543.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPYdx0bI/AAAAAAAAAg0/1QPrn8mu6KY/s400/P1360543.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180490045116850" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;font-size:78%;" ><span style="font-family:arial;">Masjid Al Muhajirin, Kintamani</span></span><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPG5N1JI/AAAAAAAAAgs/y3im7r84gcE/s1600-h/P1360561.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3YPG5N1JI/AAAAAAAAAgs/y3im7r84gcE/s400/P1360561.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180485328360594" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Gunung Batur yang dilihat dari dalam masjid</span></span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br />Reportase kakak saya mengenai Kintamani dapat dilihat di <a href="http://hifatlobrain.blogspot.com/2009/07/enjoying-kintamani-coffee-in-kintamani.html">sini</a></span><br /><span style="font-family:arial;"><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:arial;">***</span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">Menurut informasi, jika ingin ke Bedugul kita bisa ke arah selatan melewati jembatan Tukad Bangkung. Tapi lagi-lagi kami menemukan sejumlah hambatan, tetapi hambatan yang mengasyikkan.<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Kami sempat tertarik terhadap sebuah pura yang tak terawat. Adapun fakta dari pura yang nampak tak terawat itu cukup unik. Jika ada penduduk sekitar ada yang meninggal, maka sebuah pantangan bagi penduduk untuk mengunjungi pura tersebut selama sekitar satu bulan. Anehnya, penduduk meninggal secara beruntun dan bergantian, mungkin karena banyak penduduk usia tua. Sehingga pantangan untuk mengunjungi pura pun semakin lama, dan jadilah puranya tak terawat.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0-QjbsI/AAAAAAAAAgk/Q2BT9ifTfzc/s1600-h/P1360571.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0-QjbsI/AAAAAAAAAgk/Q2BT9ifTfzc/s400/P1360571.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180036333727426" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Mampir ke pura yang tak terawat</span></span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br />Hambatan lainnya, dalam perjalanan kami melihat sebuah sasana tinju bernama Cakti Bali. Dan ternyata kami menemui seorang petinju. Kakak saya yang pernah melihat sebuah pertandingan tinju segera mengenalinya. Namanya Jack Timor. Sementara saya yang tidak suka tinju tidak tahu apa-apa. Di sasana tersebut kakak saya mewawancarai habis-habisan Jack Timor. Sementara bang Jack sendiri tidak keberatan. Dengan lancar ia menceritakan kisah hidupnya yang memberikan sejumlah inspirasi bagi saya. Ia baru 19 tahun, tapi telah menempuh sejumlah perjuangan. Bagaimana dengan saya, yang juga berumur sama? Tidur, yuuukkk... hehehe...<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0mkFC5I/AAAAAAAAAgc/66FJRXBb85c/s1600-h/P1360588.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0mkFC5I/AAAAAAAAAgc/66FJRXBb85c/s400/P1360588.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180029973171090" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:78%;">Mas Ayos vs. Jack Timor</span></span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br />Menurut informasi dari Jack, Jembatan Tukad Bangkung yang kami cari tak jauh lagi. Bahkan dari sasana Cakti Bali pun sudah terlihat jembatan tersebut. Langsung saja saya dan kakak melaju ke Jembatan Tukad Bangkung. Jembatan Tukad Bangkung ini memiliki tinggi 71 meter dengan 41 meter pondasi dalam tanahnya. Konon jembatan ini merupakan jembatan tertinggi di Asia Tenggara.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0UgWy2I/AAAAAAAAAgU/fVngRHEMrbE/s1600-h/P1360626.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3X0UgWy2I/AAAAAAAAAgU/fVngRHEMrbE/s400/P1360626.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180025125718882" border="0" /></a><span style="font-size:78%;"><span style="font-family:arial;">Surabaya punya Suramadu. Bali punya Tukad Bangkung. Konon tertinggi di Asia Tenggara.</span></span><br /></div><br /><span style="font-family:arial;">Sementara reportase mengenai Jack Timor hingga Jembatan Tukad Bangkung dapat dilihat dalam <a href="http://hifatlobrain.blogspot.com/2009/07/jack-timor.html">blog kakak saya</a>.<br /></span><span style="font-family:arial;"><br />***</span><br /><span style="font-family:arial;"><br />Lagi-lagi dalam perjalanan kami mendapat informasi mengenai sebuah air terjun bernama air terjun Nungnung. Menurut informasi yang kami peroleh, air terjun ini masih berada dalam lingkungan yang cukup asri, dan belum terlalu banyak dipadati oleh pengunjung.<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Tak butuh waktu lama untuk menemukan air terjun Nungnung dari Jembatan Tukad Bangkung. Kalau di blog kakak saya dibilang <span style="font-style: italic;">free entrance</span>, maka salah besar. Karena sesungguhnya untuk masuk ke air terjun ini ada tiket masuknya, hanya saja kakak saya tanpa sadarnya nyelonong masuk. Hehehe...<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Pertama kali dari pintu masuk kita langsung dihadapkan pada tangga turunan sepanjang kira-kira 500 anak tangga, lah! Tentu saja begitu sampai di bawah kaki saya langsung gemetaran cukup lama. Tapi tenang saja, usaha menuruni anak tangga tidak terbuang percuma, karena kita dihadapkan pada pemandangan yang sangat mengagumkan. Kakak saya malah dalam blognya menyebut Nungnung sebagai <span style="font-style: italic;">downstairs paradise</span>. Cahaya yang menembus dari balik dedaunan. Air terjun yang cukup deras. Hawa yang sejuk. Suasana yang terbilang sepi. Perfect! Kecuali anak tangga yang bikin jantungan saat pulang. Huh!</span><br /><br /><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3Xz4Xj3jI/AAAAAAAAAgM/zJAwYX7qfM8/s1600-h/P1360630.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3Xz4Xj3jI/AAAAAAAAAgM/zJAwYX7qfM8/s400/P1360630.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180017572634162" border="0" /></a><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Lelah mendaki<br /><br /></span></div><div style="text-align: center;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3XzrxsxaI/AAAAAAAAAgE/Md7r8Ekod_g/s1600-h/P1360655.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_1JrbUkh9JmE/Sm3XzrxsxaI/AAAAAAAAAgE/Md7r8Ekod_g/s400/P1360655.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363180014192608674" border="0" /></a><span style="font-size:78%;"><span style="font-family:arial;">Air Terjun Nungnung</span></span><br /></div><span style="font-family:arial;"><br />Air terjun Nungnung dalam <a href="http://hifatlobrain.blogspot.com/2009/07/nungnung-downstair-paradise.html">blog kakak</a>.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:arial;">***</span><br /><span style="font-family:arial;"></span></div><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">Jam menunjukkan pukul 3 sore. Saya harus segera ke terminal Ubung Denpasar, selain itu kakak saya ada tugas membuat proposal. Lantas bagaimana dengan Bedugul? Dengan berat hati saya mengatakan bahwa kami batal menuju ke sana karena keterbatasan waktu. Waks.<br /><br /></span><span style="font-family:arial;">Saya pun telah mendapatkan bis menuju Jember. Dengan berat hati saya mengakhiri perjalanan saya di Bali. Entah kapan lagi saya bisa ke pulau ini. <span style="font-style: italic;">Goodbye</span>, Bali...</span>Navanhttp://www.blogger.com/profile/09366068853367200271noreply@blogger.com3