Senin, 16 Februari 2009

The Oherside of Watu Ulo


Lumayan, liburan semester ganjil dua minggu di Jember ini setidaknya salah satunya dihabiskan di Watu Ulo. Kemarin rabu diajak Oom Dwi sama Bulik Endang main-main ke Watu Ulo. Oia, kali ini barengan sama Mas Ayos, Ndondo, and my cousin, Sasa.

Watu Ulo yang saya kenal itu watu ulo saat saya masih SD. Dulu sesekali sama keluarga rekreasi ke Watu Ulo. Kalo dihitung, jarang, sih! Soalnya kondisi Watu Ulo lumayan gersang. Biasanya sih lebih milih Pantai Papuma, pantai di sebelah Watu Ulo yang cenderung lebih rame dan banyak pepohonan. Itu juga ngga boleh renang, soalnya pantai selatan. Kalo mau renang, harus ke Situbondo, pantai pasir putihnya cenderung lebih aman, ombaknya lebih pelan, soalnya lautnya dari selat madura.


Kembali ke Watu Ulo, setelah sekitar 6 tahun nggak berkunjung, pantai Watu Ulo masih saja gersang dan berpasir hitam. Perubahannya menuju ke arah destruktif, karena cukup banyak sampah. Alhasil,berkali-kali motretin Watu Ulo, ngga banyak dapet foto yang bagus. (Watu Ulonya atau fotografernya nih yang kacau? Hahaha...)


Oia, watu ulo yang kami kunjungi ini watu ulo sebelah timur. Watu ulo yang lebih sepi. Selain gara-gara mas ayos ngga suka pantai yang mainstream, watu ulo timur free ticket dan lebih deket.


Cerita nggak berhenti sampai disini. Oom Dwi awalnya ngarahin mobil ke arah timur, berharap nemuin pantai baru lagi. Tapi jalan ke arah timur ngga menuju ke arah pantai. Selama perjalanan sebetulnya pantai ada di kanan jalan, tapi tertutup sama rumah-rumah penduduk.

Setelah ada halaman rumah penduduk yang berbatasan langsung dengan pantai, kami parkir sebentar. Pemandangan pantai di balik semak-semak terlihat biasa saja. Bahkan kali ini lebih banyak sampah plus sejumlah kambing. Lantas Oom Dwi ngasih pilihan, mau mampir ato langsung pergi?

Nah, saat itulah Mas Ayos langsung mengambil kamera. Dan dalam sekejap Mas Ayos langsung nerobos semak-semak. Entah kenapa, saya juga pengen ikut. saya menyusul mas ayos, sambil membawa kamera pocket. Ndondo juga nyusul. Ujung-ujungnya, Oom Dwi, Bulik Endang, sama Sasa Keluar semua, deh.

Nggak salah! setelah menerobos semak, ternyata ada akses ke pantai karang. Dan pemandangannya nggak usah diragukan lagi, puas banget ambil gambar-gambar di sana. Bener-bener sisi lain dari Watu Ulo. Silahkan menikmati hasil jepretan saya!



1 komentar:

W. Darma mengatakan...

mantab bun..
ko bisa aja ya dapet pantai bagus kayak gitu y...
hoki..

foto yang pake framing nya bagus deh..