Sabtu, 09 Mei 2009

Cerita Tiga Orang

_________________________________________________________________________________________________________________
Minggu lalu saya mengadakan short trip ke Wonogiri bersama dua teman saya, Koplak dan Mbak Dini. Jika saya biasanya membuat posting perjalanan secara kronologis dan informatif (halah!), maka kali tidak. Sebab kedua sahabat saya telah menginspirasi saya untuk membuat sebuah cerita –based on true story.

Jika kamu tidak puas dengan postingan saya, kamu bisa membaca catatan perjalanan kami dengan sudut pandang yang berbeda lewat blognya Mbak Dini, ataupun Koplak.

Suatu kehormatan kepada teman kami, Ian, yang justru sedikit menceritakan perjalanan kami lewat blognya, sekalipun dia tidak ikut. Jangan lupa mengunjungi blog-nya Mas Bondan yang telah menginspirasi perjalanan ini. Akhir kata, selamat menikmati cerita yang aneh ini.

____________________________________________________________________

Prolog
Ada tiga orang dengan masalah berbeda, mereka bernama Nafan, Koplak, dan Mbak Dini. Ada yang tidak bisa ikut teman-temannya ke Ambarawa karena ada orang tuanya, ada yang pusing dengan Ekonometri sehingga ingin menyendiri, ada juga yang merasa bermasalah dengan berat badan dan muka gantengnya. Lantas mereka melakukan perjalanan bersama ke Wonogiri dengan satu tujuan, mencari kebahagiaan. Apakah mereka akan menemukan kebahagiaan dalam perjalanannya?


Bab 1: Waitin’ Train
Awalnya mereka harus memulai perjalanan mereka dengan menggunakan kereta. Dari Lempuyangan ke Purwosari dengan kereta Prameks. Begitu sampai di Purwosari, mereka harus menunggu kereta ekonomi satu gerbong untuk ke Wonogiri. Kereta pun datang, dan mereka segera melaju ke Wonogiri.










Bab 2: Narcism at Wonogiri
Begitu tiba di Stasiun Wonogiri, mereka bertiga segera berangkat ke Waduk Gajah Mungkur. Mereka mencoba menusuri rel tua untuk menuju ke waduk, tapi ternyata rel tersebut buntu dan waduknya ternyata cukup jauh. Jadilah mereka naik angkot.

Sesampainya di waduk, mereka dihadapkan suasana yang ramai oleh pengunjung. Jadilah mereka menuju ke dermaga yang sepi, panas, namun memiliki pemandangan yang membuat serasa di Bali.







Bab 3: Solo Sunset
Dalam perjalanan pulang ke Solo mereka dihadapkan pada kereta yang penuh sesak. Sepanjang perjalanan mereka harus berdiri. Sesampainya di Solo mereka berjalan kaki memutar kota dan beristirahat di depan Pasar Gede. Menikmati senja dalam dinamika kota Solo...





Epilog

Apakah mereka telah menemukan kebahagiaan yang dicari? Ya, tentu saja! Mereka bahagia dengan kebahagiaan masing-masing. Koplak bahagia karena makan martabak manis, Mbak Dini bahagia karena berfoto narsis, Nafan bahagia karena mukanya manis, hehehe...

Tapi mereka menyadari bahwa kebahagiaan itu relatif, karena esok mereka harus kembali ke realitas kehidupan masing-masing. Tapi sepanjang perjalanan mereka telah belajar bersyukur. Bersyukur atas keadaan mereka masing-masing...


13 komentar:

bondan mengatakan...

sisi waduk yang buat wisata emang jauh, klo aku kemaren sisi waduk yang ada PLTA nya, masuknya izin ama satpam, hehehehe

Journal Kinchan mengatakan...

wa a a a a veru nice posting mas nabuuun
aku sukak banget.

knapa ya. orang2 yang diceritakan mas nabun di blognya secara otomatis dan mistis akan terlihat sangat keren. selamat buat mba dini dan mas koplak yang imejnya terlihat keren di posting kali ini. hahahahahahaha


aku suka yang pas foto bertiga di akhir2 itu dan captionnya.

kapan aku dimasukin ke postingan mas nabun ya? biar ketok keren...
hahahahahahahahahaha

Sasmita Dini mengatakan...

wakakakakaka :D
*ampe bingung mau komen apa*

Anonim mengatakan...

love the way you edit your photos and the photos themselves *whoever took them* (not a big fan of the word font though), it's simple, it has style, and it delivers the emotions well

mantaps bleh

btw, waduk e apik yo

Fu! mengatakan...

ah cakep bgt postingannya. great story van hehehee. wonders siapa yang pusing ekonometri hehe :D

Navan mengatakan...

@ Mas Bondan.
yah... mas bondan gag bilang-bilang...

@Kinkin.
Hihihi, thx Kin! kapan-kapan, ya... aku pengennya ke Ambarawa. kamu pengen ke sana lagi, to?

@Fu!
yang pusing Ekonometri itu mbak Dini, dia juga sekelas ma kita, hehehe...

Kalo aku gag pusing, lebih tepatnya gag mau ambil pusing, hehehe...

Fitri Piralanasih mengatakan...

tuh kannn.. BAGUS BANGETTT!

Ho oh.kin2 bener..kpn ya aku jdi bintangnya??Hahaaa

Anonim mengatakan...

@kinchoex: bener jugak! ho oh yo! wkwkwkwk

Ayos Purwoaji mengatakan...

ahhh sebuah posting tentang narsis tiada tara! but nice one! good job van!

W. Darma mengatakan...

ceritamu emang keren bun. menurut weton kamu cocok untuk kerja sebagai penulis travel.hhhaha

tapi yang peling keren QUOTE nya lah!!

amalia insan kamil mengatakan...

aku iri... ga pernah dimasukin postingan tentangku... haha ga jelas.

ga ajak2 naik prameks. aku belum pernah tau

Anonim mengatakan...

navan, tulisannya keren abis
ditambah foto2nya+quotes yg ada di foto yang keren abis
hehe

Anonim mengatakan...

nabunn. foto-fotonya OK punyaa.

nabunn. tukeran lik blog yuu.